Marketing Komunikasi, Pahami Karakter Selebgram

- Senin, 20 Juli 2020 | 10:27 WIB

PADA dasarnya, era pemasaran memang sudah lama bergeser. Tidak hanya fokus pada transaksi penjualan untuk keuntungan. Melainkan fokus pada pengelolaan hubungan pelanggan secara harmonis dan jangka panjang. Efeknya, pemasar mendapat citra dan reputasi positif, hubungan baik, termasuk brand equity dan ekuitas merek.

“Nah, fenomena pemasaran 4.0 ditandai dengan penggunaan teknologi komunikasi sebagai media dalam komunikasi pemasaran. Pemasar lebih berpikir bagaimana low budget high impact untuk memasarkan dan mempromosikan produk dan brand-nya,” ujar Annisa Wahyuni Arsyad, dosen komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unmul.

“Jauh sebelum pandemi, tren komunikasi pemasaran sudah bergeser. Penggunaan media digital sudah mulai mendominasi, namun tetap tidak meninggalkan konvensional. Tetap berjalan beriringan,” sambungnya.

Sejak munculnya pandemi, disebutkan Annisa jika era yang dihadapi menjadi tidak pasti. Termasuk bidang pemasaran. Pasarnya tetap, namun perilaku konsumen berubah (behavioral shifting). Pemasar dituntut aware dengan penggunaan teknologi.

Bentuk digital marketing pun beragam. Social media marketing, video advertising, influence marketing, SMS bulk, email marketing, display ads, dan lainnya. Penggunaannya disesuaikan target pemasar. Termasuk fenomena selebgram atau influencer yang marak.

“Ada pergeseran penggunaan Instagram. Mulanya sekadar ruang berekspresi ke arah komersial. Banyak orang yang melihat potensi keuntungannya besar dan popularitas tinggi akhirnya banyak yang berminat untuk menjadikan ini lahan bisnis,” papar dosen spesialisasi marketing komunikasi dan branding tersebut.

Nah, selebgram dirujuk pun dengan berbagai alasan. Entah keunikan, konten menarik, prestasi, hingga kontroversi. “Dianggap populer karena banyak pengikutnya makanya banyak orang akhirnya beriklan. Dengan harapan pesan komunikasi dari selebgram ini dapat mengarahkan orang untuk membeli yang pada akhirnya dapat meningkatkan reputasi brand bahkan mendapatkan keuntungan penjualan,” ujar Annisa.

Perlu memahami latar belakang selebgram sebelum beriklan. “Contoh selebgram yang terkenal kontroversi. Konten yang menunjukkan kebebasan, girl power, sesuatu yang rebel. Tiba-tiba endorse produk jilbab atau mukenah, dampak komunikasi pemasarannya berbeda loh,” sambung Annisa.

Pemasar mesti paham. Bagaimana memilih selebgram yang cocok dengan karakter produk yang dibawa. Selebgram yang berperan sebagai endorser atau brand komunikator, kredibilitasnya akan dipertanyakan.

Sehingga diimbau cerdas lakukan riset dahulu. Memahami target pasar dan karakter pengikut selebgram yang dimau. Sebab selain dari sisi pemasar, dari sisi followers atau masyarakat pun berimbas. Tak bisa dimungkiri jika ada saja selebgram yang fokusnya hanya mencari cuan.

“Jangan asal endorse ke selebgram mana saja. Ada saja yang asal sambar (terima tawaran). Jangan asal cuma untuk keuntungan jangka pendek,” imbau Annisa. Nah dari segi masyarakat yang menerima paparan informasi produk di media sosial. Dia menyebut kaitannya dengan literasi digital.

Diungkapkan Annisa jika saat ini mulai banyak dikampanyekan sama banyak pihak untuk membangun kesadaran masyarakat tentang cerdas bermedia. Prosesnya bertahap dan butuh waktu.

“Orang beriklan di Instagram itu banyak sekali. Bahkan, penipuan juga banyak. Kita sebagai pengguna harus aktif. Terkait konsep cantik juga sudah mulai bergeser. Bisa dilihat dari bagaimana pemilihan ratu kecantikan saja sekarang kulit hitam. Tidak mesti putih untuk cantik,” kata Annisa.

Terakhir, kampanye pemasaran bagi brand besar sudah berorientasi pada tanggung jawab pelanggan. Melalui pesan komunikasi yang mengedukasi. Selebgram atau influencer tetap bisa digunakan namun dalam bentuk kolaborasi. “Jadi antara perusahaan dengan si selebgram sebagai endorser feedback-nya adalah saling memberikan benefit bagi satu sama lain,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X