SITUASI pandemi Covid-19 tak menyurutkan semangat kaum hawa yang tergabung di Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kelurahan Bukuan. Mereka meningkatkan perekonomian dari hasil pertanian sekitar, yakni membuat sabun berbahan minyak asiri.
Hasil olahan turunan minyak asiri itu berupa sabun cuci piring atau peralatan dapur lainnya. “Awalnya diajari oleh dosen Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Kebetulan ada yang buat minyak asiri di sini (Bukuan, Red),” terang Sri Handayani, anggota PKK Bukuan.
Bahan bakunya memang cukup tersedia di Bukuan, jadi mereka tinggal mengolahnya. Minyak asiri yang digunakan pun beragam. Mulai lemon, jeruk purut, serai, dan nilam. “Sabunnya beda-beda. Setiap sabun mengandung satu jenis minyak asiri,” jelasnya.
Proses pembuatannya masih berskala home industri. Begitu pula pemasarannya, masih di sekitar Kelurahan Bukuan. Mengandalkan gawai para anggota PKK Bukuan. Setiap hari 5–10 sabun cuci piring bisa diproduksi PKK Bukuan.
Menurut Sri, tak ada perbedaan harga untuk setiap jenis sabun. Harga dipatok berdasarkan ukuran. Untuk sabun berisi 600 mililiter dihargai Rp 8.000. Sedangkan untuk kemasan 5 liter dihargai Rp 55 ribu. “Tapi buatnya kami pakai masker juga, kan lagi corona,” kata Sri.
Meski masih skala home industry, PKK Bukuan masih akan mengembangkan potensi lain dari minyak asiri. Ke depan mereka akan mencoba mengembangkan sabun mandi.
“Sementara ini sabun cuci piring aja. Kalau bisa nanti buat sabun mandi juga, kan manfaat minyak asiri banyak,” pungkasnya. (*/ada/kri/k8)