Rumput Laut Kaltim Tembus Korsel

- Sabtu, 18 Juli 2020 | 12:39 WIB

SAMARINDA–Ekspor luar negeri Kaltim masih didominasi ekspor bahan bakar mineral dan batu bara dengan pangsa sebesar 88,80 persen. Di posisi kedua, ekspor Kaltim didominasi oleh crude palm oil (CPO) sebesar 5,73 persen. Diversifikasi komoditas sangat diperlukan untuk memperkuat ekspor Kaltim.

Sebab, jika satu sektor sangat mendominasi ketergantungan pada sektor tersebut tidak bisa terelakkan. Sehingga ketika satu komoditas itu menurun, akan menyebabkan gangguan terhadap perdagangan ekspor Kaltim. Baru-baru ini, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Samarinda melaporkan rumput laut asal Kaltim berhasil menembus pasar Korea Selatan untuk pertama kalinya.

Hal itu dijelaskan Kepala Karantina Pertanian Samarinda Agus Sugiyono. Dia mengatakan, sebanyak 21 ton rumput laut yang telah dikeringkan atau dried Eucheuma Cottoni Seawed ini bernilai Rp 210 juta ini berlayar ke Negeri Ginseng. Komoditas perikanan dan kelautan ini dilakukan tindakan karantina sesuai dengan persyaratan negara tujuan.

Pengeringan rumput laut masih dilakukan secara manual dengan bantuan sinar matahari, mengingat masih dalam jumlah yang sedikit. Pengeringan membutuhkan waktu 1–2 jam dengan cuaca cerah bergantung tingkat kadar air yang dikandung. Pengeringan yang dilakukan dapat meminimalisasi kemungkinan masih adanya organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada komoditas tersebut. Guna memastikannya, dilakukan pemeriksaan fisik dan kesehatan pada rumput laut tersebut. Rumput laut ini nantinya diekspor ke Busan, Korea, sebagai bahan baku pembuatan bahan makanan, obat-obatan, kosmetik, dan lain sebagainya.

“Setelah dipastikan sehat dan aman kami terbitkan sertifikat karantina atau phytosanitary certificate,” ungkapnya, Jumat (17/7).

Menurut dia, akhir-akhir ini Kaltim terus melakukan ekspor komoditas baru. Pihaknya mengapresiasi munculnya ragam komoditas ekspor baru asal Kaltim. Pihaknya mencatat fasilitasi ekspor dikarantina pertanian lebih dominan bergerak pada komoditas perkebunan seperti plywood, keruing vace veneer, karet dan bungkil kelapa sawit.

“Padahal, dari sektor pertanian juga banyak yang potensial. Jika diversifikasi komoditas terus dilakukan, maka ekspor kita akan semakin kuat,” tuturnya.

Ditemui terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil menyebutkan sejalan dengan gerakan tiga kali lipat ekspor (gratieks) yang digagas oleh menteri pertanian, pihaknya selaku fasilitator pertanian di perdagangan internasional melakukan sinergisitas dengan berbagai pihak. Pembangunan pertanian berkelanjutan ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan petani. Dengan produktivitas dan mutu hasil pertanian yang tinggi, tidak saja mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri namun juga diharapkan memiliki daya saing tinggi di pasar global.

“Percepatan layanan dan jaminan akseptabilitas atau keberterimaan produk pertanian di luar negeri menjadi fokus Barantan dalam mendorong ekspor,” pungkasnya. (ctr/tom/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X