Harga Hunian Vertikal Tertahan

- Jumat, 17 Juli 2020 | 11:42 WIB
SETELAH TERIK: Tiga bocah lelaki berteduh pada bayangan apartemen yang menjulang di kawasan Mulyorejo, Surabaya, kemarin sore (16/7). Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos
SETELAH TERIK: Tiga bocah lelaki berteduh pada bayangan apartemen yang menjulang di kawasan Mulyorejo, Surabaya, kemarin sore (16/7). Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos

SURABAYA– Persebaran virus SARS-CoV-2 sepanjang semester I 2002 menahan kinerja properti dalam negeri. Harga jual hunian vertikal tertahan. Bahkan, pada semester II tahun ini, tidak ada apartemen baru yang dipasarkan.

Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto menyatakan bahwa harga jual apartemen pada semester I lalu rata-rata Rp 21,77 juta per meter persegi. Itu naik sekitar 0,3 persen daripada semester sebelumnya. ’’Sempat terjadi kenaikan harga sebelum pandemi karena penjualan yang terbatas, tapi tidak signifikan,’’ ujarnya (16/7).

Dia memperkirakan harga jual masih bisa naik sampai akhir tahun nanti. Tetapi, kenaikannya tipis, mungkin hanya 1 persen dari harga jual pada 2019.

Bukan hanya harga jual, harga sewa pun relatif tidak berubah. Harga sewa serviced apartment di Surabaya sama seperti tahun sebelumnya. ’’Sama seperti di Jakarta, pemilik proyek diprediksi lebih lunak dalam negosiasi dengan calon tenant,’’ ungkapnya.

Pandemi juga berdampak pada proyek baru. Tidak ada proyek baru pada semester ini. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga membuat sejumlah proyek terhenti. ’’Total pasokan apartemen di Surabaya sampai semester pertama ini mencapai 43.942 unit,’’ tuturnya. Sementara itu, tingkat serapan pada semester pertama lalu naik 2 persen ketimbang periode yang sama 2019.

Terpisah, Ketua DPD Asosiasi Realestat Broker Indonesia (AREBI) Jawa Timur (Jatim) Rudy Sutanto menyatakan bahwa sebenarnya pandemi adalah peluang untuk berinvestasi. ’’Ada dana idle yang biasanya untuk membeli branded goods,’’ katanya.

Menurut dia, dana tersebut bisa dialihkan untuk investasi properti. Apalagi, kini banyak pengembang yang menawarkan properti dengan harga yang ringan. ’’Ke depan, properti yang dibeli dapat menjadi passive income. Sekaligus bisa untuk mencicil pelunasan sehingga dalam waktu 3?5 tahun dapat menikmati passive income dan capital gain,’’ ucapnya. (res/c20/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X