Lereng Utara Kelud, Kawasan Penting Sejarah Jawa (2)

- Jumat, 17 Juli 2020 | 10:59 WIB
Bukti sejarah berupa arca yang banyak di temukan di utara Kelud.
Bukti sejarah berupa arca yang banyak di temukan di utara Kelud.

Potensi geografi dan ekonomi menjadi pendukung munculnya peradaban kuno di lereng utara Kelud. Bahkan, sebelum kerajaan besar di Jawa muncul, peradaban di tempat ini sudah mendahului.

 

Bukti peradaban di lereng sisi utara Gunung Kelud lebih tua dari Mataram Kuno adalah beberapa peninggalan yang ditemukan. Sebagian berupa prasasti. Prasasti itu menjelaskan kawasan di tempat ini adalah daerah makmur. Waktunya jelas menyebut sebelum Mataram Kuno belum lahir di Jawa Tengah. “Masa itu sebelum kerajaan Kalingga di Jawa Tengah,” terang sejarawan Sigit Widiatmoko.

Sigit mengungkapkan, Kerajaan Kalingga awalnya berada di Jawa Timur. Berkisar pada abad ke-7. Secara toponomi bisa dihubungkan dengan Desa Keling di Kecamatan Kepung. Karena konflik dan, dugaan kuat, ada bencana alam di kawasan ini kala itu maka kerajaan yang dipimpin Ratu Sima itu dipindahkan ke Jawa Tengah. Dekat dengan pantai utara. Daerah itu kini dikenal dengan Kabupaten Jepara.

Pernyataan Sigit itu berdasar pada beberapa catatan yang ada. Beberapa catatan menerangkan ada kaitan antara kerajaan di Jateng itu dengan yang ada di Malang. Kerajaan Kalingga pecah, sebagian ke Jawa Tengah itu dan sebagian ke daerah Dinoyo, Malang. Salah satu bukti adalah prasasti Dinoyo pada 780 M atau 682 tahun Saka. Yang menceritakan tentang kerajaan Kanjuruhan.

“Kerajaan Kanjuruhan buktinya adalah Candi Badut dan Prasasti Dinoyo. Itu masih sezaman dengan kerajaan Mataram Kuno dan Kalingga di Jawa Tengah,” jelas dosen sejarah Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri ini.

Saat itu, daerah yang sekarang jadi wilayah Keling juga ditinggalkan akibat konflik keluarga tadi. Karena itulah Kerajaan Kalingga yang di Jawa Tengah yang selama ini dikenal memiliki keterkaitan dengan Kalingga di Jawa Timur yang sebelumnya sudah ada. “Kalau membaca sejarah Keling ya seperti itu,” tambahnya.

Pada abad 8 di Jawa Tengah berkembang Kerajaan Mataram Hindu atau Mataram Kuno. Meskipun demikian, kawasan lereng utara Kelud masih menjadi daerah penting. Masih dihuni masyarakat yang menjaga nilai-nilai luhur nenek moyang. Salah satu buktinya adalah penganugerahan tanah perdikan di kawasan ini. Yakni adanya prasasti Harinjing.

“Karena ada seseorang yang merawat situs atau peninggalan nenek moyang yang dulunya menjadi cikal bakal daerah penting maka diberikan anugerah. Rata-rata adalah pemberian tanah perdikan,” ungkapnya.

Di lereng Kelud, prasasti sebagai bukti catatan kuno itu rata-rata juga membahas pemberian anugerah. Beberapa di antaranya karena ada upaya masyarakat sekitar dalam merawat dan membuat instalasi pengairan untuk meningkatkan produktivitas pertanian masa itu. Upaya itu membuat kemakmuran di daerah kekuasaan kerajaan.

“Pemberian tanah perdikan atau tanah sima itu pasti ada jasa terhadap pemerintahan. Ada yang menguri-uri, menjaga, dan melestarikan peninggalan nenek moyang,” ungkapnya.

Kesimpulannya, berdasarkan bukti-bukti tersebut, bila ada peninggalan nenek moyang yang dirawat berarti sebelumnya sudah terdapat kehidupan penting di kawasan itu. Karena ada bangunan bersejarah yang masih dijaga oleh generasi selanjutnya.

“Kemudian saat kepemimpinan Pu Sindok dipindahkan lagi ke Jawa Timur karena konflik sudah reda. Pasti saat itu ada permainan politik,” ujar Sigit menganalisa.

Hal itu memperkuat dugaan adanya nilai penting di kawasan lereng Kelud. Di antaranya adalah kondisi geografis dan ekonomi yang potensial untuk kelangsungan kerajaan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB
X