DEMAM bersepeda di berbagai negara termasuk Indonesia sepertinya dimanfaatkan pabrikan ternama. Tak hanya pabrik otomotif Ferrari yang belakangan memproduksi sepeda. Yang teranyar, Bosch ikut membuat sepeda. Bahkan perusahaan yang dikenal memproduksi sejumlah peralatan mulai alat konstruksi, headphone, dan perbengkelan itu menciptakan sepeda listrik atau E-Bike.
Sepeda listrik konsep itu dibuat untuk menandai hari jadi ke-10. Bosch membawa kapabilitas off-road ultramodern. Sepeda tersebut hadir dengan frame atau bingkai segitiga yang sempurna. Menawarkan posisi yang tepat untuk mengatasi segala rintangan, baik di jalan raya maupun medan tanah berkontur.
E-Bike hadir dengan skema dua warna hitam dan putih. Sepeda listrik itu memberikan tampilan yang siap bersaing dengan teknologi dari Volkswagen Streetmate. Bosch telah bekerja dan merancang sejumlah besar komponen E-Bike dalam beberapa tahun terakhir. Konsep itu dimaksudkan untuk memamerkan semua hal. Sepeda listrik Bosch menampilkan kerangka karbon dengan suspensi penuh.
Meski terlihat seperti hardtail, di bagian belakang sepeda dilengkapi dengan suspensi yang ditempatkan di dalam frame. Frame atau bingkai sepeda juga dilengkapi dengan rumah sistem baterai konsep disebut sebagai PowerTube 625.
Pengisian baterai sepeda listrik itu bisa penuh 100 persen kurang dari 4 jam. Bosch tidak begitu jelas memerinci kemampuan daya jelajah sepeda listrik itu dalam sekali pengisian daya dan faktor lainnya.
Meski demikian, mereka mengklaim telah merancang frame sedemikian rupa untuk menjadi semacam sistem pendingin untuk baterai dan motor Bosch Performance Line CX baru. Motor CX bahkan belum pernah hadir untuk sepeda listrik Bosch.
Rencananya, sepeda listrik konsep Bosch itu mencapai fase produksi massal awal 2021. Bosch mengklaim sepeda listrik tersebut bisa menawarkan daya torsi 85 Nm, sekitar 55 ft-lbs, dan dapat berjalan sekitar 24 kilometer lebih sekali jalan.
Salah satu fitur keselamatan utama E-Bike adalah sistem anti-lock braking system (ABS). Fungsinya mirip dengan ABS pada mobil. Satu-satunya perbedaan adalah sistem itu hanya aktif ketika komputer on-board mendeteksi bahwa rem ditekan terlalu keras untuk kecepatan pengendara saat ini dan bisa berhenti optimal dengan selamat saat ada rintangan mendadak di depan.
Alih-alih membuat sepeda jadi membanting tak tentu arah dan salah satu rodanya terangkat karena rem ditekan terlalu keras. Fitur ABS bisa mengambil alih dan mengontrol rem agar sepeda tetap di tanah. Dengan begitu, jarak pengereman berkurang sebanyak mungkin sambil menjaga pengendara tetap aman.
Remote touch screen yang terletak di bawah setang memungkinkan pengendara memantau rute, level baterai, suhu, bahkan kinerja. Memungkinkan untuk perjalanan yang sepenuhnya dapat disesuaikan. (JPG/rom/k16)