Catatan: Ari Arief
SEMASA Presiden Bambang Susilo Yudhoyono pernah dikonkretkan wacana membangun Marine Technopark. Lokasi untuk rencana pembangunan taman tekno ini telah dipilih di Kawasan Industri Buluminung, Kecamatan Penajam, Penajam Paser Utara, itu pun sudah ditinjau Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman---kala itu--- Indroyono Soesilo.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, pemerintah Indonesia menggagas terwujudnya pembangunan 100 tecnopark di daerah-daerah kabupaten/kota, dan sciencepark di setiap provinsi, dibawah kendali presiden. Menko Maritim hanyalah satu dari sejumlah kementerian terkait bertugas menjadi tim pengarah.
Mengikuti ide dasar, technopark kali pertama dikembangkan di Amerika Serikat pada awal 1950, tepatnya di Universitas Stanford, California, dan satu dasawarsa kemudian tren pembangunan bertajuk sama mulai diikuti oleh beberapa kota di Eropa, seperti Perancis, dan setidaknya hingga saat ini terdapat 160 technopark yang sudah dibangun di dunia, di luar Asia.
Bagaimana dengan kawasan Asia? Jepang mengikuti jejak Eropa yang dalam kurun belasan tahun hingga sekarang tercatat sudah mempunyai 111 technopark.Negeri Sakura ini tidak sendiri, ia disusul China dengan membangun 100 technopark tersebar di wilayah pemerintahan tingkat dua.
Memasuki abad millennium ini, Indonesia baru mengikuti jejak pembangunan technopark, yang oleh Amerika Serikat diakui mampu mendongkrak peningkatan pembangunan dan kesejahteraan rakyatnya pada era 1980-an, atau 30 tahun setelah pembangunannya.Technopark yang digagas pemerintah Indonesia di Kaltim ini adalah semacam workshop teknologi berbasis marine, menindaklanjuti wacana pemerintah menjadikan Indonesia sebagai benua maritim.
Marine technopark bergiat pada pengembangan inovasi sains teknologi berkaitan erat dengan dunia kelautan. Karena itu, sebagaimana dikutip dari pernyataan Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo, melengkapi marine technopark dibangun galangan kapal melibatkan investasi asing, dan didukung oleh sejumlah kapal riset.
Dicermati lebih detil, program pembangunan ini sangat berpihak meningkatkan kesejahteraan rakyat. Misalnya, technopark diarahkan menjadi pusat penerapan teknologi untuk mendorong perekonomian di kabupaten dan kota.
Berikutnya, sebagai tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke masyarakat. Intinya, dibangunnya wadah baru kreatifitas ini sangat ideal, karena dalam jangka panjangnya adalah untuk mengatasi gonjang-ganjing perekonomian makro skala nasional, seperti yang terjadi sekarang.
Bagi masyarakat yang pernah mengunjungi Negeri Paman Sam dan Rusia tidak heran dengan technopark. Ini, adalah infrastruktur sosial dan teknologi dalam sebuah komunitas intelektual personal dalam sebuah gedung. Cukup menarik adalah, bahwa output-nya transfer teknologi yang didalamnya mencakup dukungan inisiatif dan inovasi regional, dan mampu bersaing ditingkat pasar.
Trik inilah yang diadopsi pemerintah Indonesia. Tidak melupakan kerjasama internasional menjadi hal mendasar bagi Indonesia untuk segera mencapai garis finis dicapainya kesejahteraan melalui technopark ini.Technopark dan sains technopark keduanya saling melengkapi. Dengan melibatkan Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi dibidik pula sejumlah institusi lembaga pendidikan tinggi di Kaltim menjadi universitas terpilih mengelola taman sains terkemuka.
Persoalannya sekarang adalah grafik perekonomian negara ini terus menukik, ekonomi masyarakat terus terpuruk. Menunggu 30 tahun untuk merasakan dampak technopark, tentu saja, terlalu lama,hampir setengah usia generasi. Untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan saat ini, pemerintah daerah dan provinsi patut berinovasi dengan membangun agro technopark, yang didalamnya lebih fokus pada tata kelola ekosistem perekonomian pertanian dan perkebunan.