Pasar Biskuit Masih Menjanjikan

- Kamis, 16 Juli 2020 | 14:52 WIB

PASURUAN– Pasar makanan minuman (mamin), khususnya biskuit, masih terbuka lebar. Kebutuhan di dalam negeri juga besar. Tiap tahun total kebutuhan biskuit dalam negeri bisa mencapai lebih dari 400 ribu ton atau senilai Rp 16 triliun.

President Director PT Satoria Agro Industri Alim Satria mengatakan bahwa pasar yang potensial membuat industri biskuit kedatangan banyak pemain. Persaingan pun kian ketat. ”Tapi, kami yakin, walaupun pemainnya banyak dan persaingannya ketat, market-nya juga tidak main-main. Berpeluang besar untuk digarap,” tuturnya saat mengajak Jawa Pos berkunjung ke pabriknya kemarin (15/7).

Melalui anak perusahaan Satoria Group, PT Satoria Agro Industri terjun ke pasar biskuit. Untuk menggairahkan pasar, Alim terus berinovasi. Kemarin mereka memperkenalkan produk terbarunya dalam soft launching.

Hadirnya produsen biskuit tersebut melengkapi line-up bisnis PT Satoria Agro Industri. Bisnis yang lain, misalnya, Digestion Resistant Maltodextrin (DRM) atau serat pangan larut yang memiliki kapasitas produksi 2.200 ton per tahun. Juga ada divisi flavour yang sudah bekerja sama dengan salah satu perusahaan asal Swiss.

”Total kapasitas produksi biskuit kami sekarang sekitar 2 ribu ton per bulan atau 24 ribu ton per tahun,” ungkap Alim. Pada kuartal pertama tahun depan, dia menargetkan biskuitnya sudah bisa menembus pasar ekspor. Idealnya, porsi penjualan dalam negeri dan luar negeri mencapai fifty-fifty.

Deputy Director PT Satoria Agro Industri Adi Mulya mengatakan bahwa tren pasar biskuit sudah tidak sama lagi. Jika dulu family packing laris, kini kemasan perorangan lebih dicari. ”Karena orang-orang sekarang mayoritas work from home, anak-anak sekolah juga begitu,” katanya.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Jawa Timur (Jatim) Yapto Willy mengungkapkan, secara global, industri mamin sedang tidak baik-baik saja. Kinerjanya, menurut dia, anjlok sampai 50 persen akibat pandemi Covid-19. ’’Tapi, ada beberapa yang justru tumbuh. Contohnya, mi goreng, biskuit, dan minuman yang mengandung vitamin,’’ ujarnya.

Menurut Yapto, pemulihan ekonomi masyarakat tidak bisa secepatnya dilakukan. Sebab, sampai akhir tahun nanti, industri pun masih sangat berhati-hati menentukan langkah bisnis. ’’Industri masih mengkhawatirkan Covid-19 lantaran ketika ekonomi kembali berputar, terdapat pergerakan atau mobilitas orang yang justru bisa memicu peningkatan kasus korona,’’ jelasnya. (car/c20/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X