ANKARA– Foto Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghiasi media kemarin (15/7). Itu terjadi setelah dia berjalan kaki dari kompleks kepresidenan menuju Monumen 15 Juli. Kendati pandemi Covid-19 masih menghantui Turki, sang presiden dan rombongannya memberanikan beraktivitas di luar rumah. Dia berziarah, memperingati kudeta gagal pada 2016.
Erdogan meletakkan karangan bunga di monumen tersebut. Dia lantas berdoa untuk para korban kudeta empat tahun lalu. Bagi pemimpin 66 tahun itu, peristiwa tersebut merupakan tonggak sejarah. ’’Insiden 15 Juli bukan sekadar kudeta. Namun, titik balik bagi Turki,’’ ujarnya sebagaimana dilansir TRT World.
Turki menyebut peringatan kudeta gagal itu sebagai Democracy and National Unity Day. Turki juga akan menggelar serangkaian acara untuk memperingati kudeta gagal tersebut. Salah satunya adalah Democracy Watch. Dalam perhelatan itu, para atlet dari 81 provinsi berkumpul di ibu kota Turki. Mereka memperingati kegigihan warga sipil yang menggagalkan kudeta.
’’Para pemberontak mengerahkan tank dan kendaraan militer untuk menghancurkan Turki. Namun, jutaan pahlawan malah lahir hari itu,’’ ungkap Erdogan.
Kudeta gagal oleh faksi militer tersebut merenggut 250 nyawa dan melukai sekitar 2.200 lainnya. Erdogan menuduh ulama Fethullah Gulen sebagai dalang kudeta itu. Dia juga menyebut kelompok yang melancarkan kudeta tersebut sebagai bagian dari Fethullah Terrorist Organization (FETO). Namun, Gulen menyangkal tudingan itu. (bil/c20/hep)