Singapura Lagi Loyo, Peluang RI Genjot Ekspor

- Kamis, 16 Juli 2020 | 14:34 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Meski dirundung resesi, namun nyatanya pil pahit yang harus ditelan Singapura bisa menjadi angin segar bagi Indonesia. Meski, patut diakui bahwa sedikit banyak RI akan terdampak kondisi itu karena Singapura merupakan mitra ekonomi yang amat penting bagi RI.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Perdagangan Benny Soetrisno menjelaskan bahwa dalam kondisi ini, Indonesia bisa mengambil peluang dengan menggenjot ekspor.

Menurut Benny, cukup banyak permintaan ekspor dari Singapura yang kemudian dijual lagi ke negara-negara Eropa. Dengan kondisi ini, Benny menyebutkan bahwa eksportir Indonesia dapat memaksimalkan peluang untuk mencari pasar langsung ke negara yang dituju. ”Biasanya kita jual barang ke Singapura, terus dijual lagi (oleh Singapura, red) misalnya ke Jerman. Nah, itu kita harus tahu siapa pembeli di Jerman. Kita gantikan opportunity itu langsung dari dalam negeri,” beber Benny yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia itu.

Dengan skema tersebut, lanjut Benny, Indonesia bisa mendapatkan margin yang lebih besar. Sehingga perputaran uang di pengusaha Indonesia juga bisa lebih besar.

Di lain sisi, Benny menyebut bahwa ada sisi negatif yang berpotensi menimpa Indonesia karena Singapura mengalami resesi. Salah satu yang utama adalah sisi investasi. Benny menegaskan bahwa Singapura merupakan salah satu investor terbesar di Indonesia. ”Terutama investasi di sektor riil. Ini bisa semakin terpukul karena mobilitas orang masih terbatas,” bebernya.

Singapura diprediksi akan lebih konservatif menjaga asetnya. Padahal, menurut catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Singapura adalah penyumbang nomor satu aliran investasi bagi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Pada kuartal I 2020, setidaknya ada USD 2,7 miliar investasi dari Singapura yang masuk ke Indonesia. Begitu juga pada 2019, jumlah totalnya mencapai USD 6,5 miliar atau mencapai 23,1 persen dari total investasi yang masuk ke dalam negeri.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Widjaja Kamdani menjelaskan bahwa dengan adanya resesi di Singapura, Indonesia patut mewaspadai ekspor dan inbound investasi asal Singapura di Indonesia yang bisa jadi ikut tertekan karena daya beli masyarakat Singapura menurun. ”Sehingga aliran dana investasi ke Indonesia menjadi kurang produktif,” bebernya.

Shinta menambahkan bahwa jika Indonesia ingin memanfaatkan momentum resesi di Singapura, maka Indonesia perlu meningkatkan daya saing iklim investasi nasional menjadi lebih predictable dan stabil. “Kalau tidak, kondisi ini tidak akan menjadi keuntungan untuk Indonesia,” pungkasnya. (dee/han/agf/res)

 

 

NERACA DAGANG RI JUNI 2020

 

-Ekspor: USD 12,03 miliar

-Impor: USD 10,76 miliar

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X