Konsumsi Tiongkok Membaik, Potensi Ekspor Meroket

- Kamis, 16 Juli 2020 | 13:01 WIB

SAMARINDA-Tren ekspor crude palm oil (CPO) diprediksikan terus meningkat. Hal itu seiring dengan pemulihan permintaan dari konsumen terbesar dunia, India dan Tiongkok. Sebelumnya permintaan dari kedua negara tersebut sempat anjlok karena terdampak pandemi Covid-19.

Pembelian minyak sawit dari Tiongkok bisa meningkat menjadi 550 ribu ton pada periode Juli 2020. Jumlah itu meningkat seiring meredanya pandemi Covid-19. Bulan ini kembali meningkat, setelah pada Juni Tiongkok sudah mengekspor 450 ton CPO dari Indonesia. 

Hal itu dijelaskan Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim Muhammadsjah Djafar. Dia mengatakan, Kaltim merupakan salah satu daerah yang sangat tergantung oleh ekspor Tiongkok. Jika dilihat menurut data, ekspor CPO didominasi oleh Tiongkok dengan pangsa mencapai 47,74 persen dari total ekspor CPO Bumi Etam.

 “Sehingga jika permintaan impor Tiongkok diprediksikan meningkat, maka ekspor CPO akan meroket kembali,” jelasnya Selasa (14/7).

Dia mengatakan, persediaan CPO di Pelabuhan Tiongkok tercatat turun sekitar 30 ribu ton dari bulan sebelumnya. Angka itu tidak termasuk 110 ribu ton persediaan CPO yang digunakan untuk keperluan industri. Penurunan persediaan yang cukup signifikan menjadi sinyal kuat bahwa konsumsi mulai kembali meningkat. Tiongkok diyakini akan segera memesan CPO untuk mengisi kembali persediaannya. Selain Tiongkok, India juga mencatat lonjakan impor CPO.  Impor CPO di India naik 45,5 persen, dibandingkan bulan sebelumnya.

 “Kita berharap peningkatan permintaan CPO bisa mendongkrak harga di tingkat internasional,” ungkapnya. Menurutnya, setidaknya ada tiga faktor yang mendongkrak penguatan harga sawit, yaitu permintaan dari Tiongkok, India, dan program biodiesel dari Indonesia. India dan Tiongkok merupakan konsumen utama minyak kelapa sawit dunia. Kedua negara itu juga menjadi tujuan ekspor CPO Kaltim. Sehingga sangat bergantung pada permintaan dari negara tersebut.

 “Harapannya ketika harga CPO membaik, tentunya akan mendongkrak harga TBS (tandan buah segar) di tingkat petani,” pungkasnya. (ctr/tom/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB
X