TANA PASER - Adanya isu berkembang terkait gesekan di Dewan Pengurus Pusat Lembaga Adat Paser (DPP-LAP), karena salah satu tokohnya kini bakal maju di Pilkada Paser yakni eks Ketua DPP LAP, Arbain M Noor, ditepis oleh Sekretaris Umum DPP LAP, Aji Agustiwarman. Kepada Kaltim Post, Aji mengatakan LAP memberikan ruang dan hak bebas kepada figur yang ingin terjun ke dunia politik. Bahkan silaturahmi para pengurus saat ini dan seluruh tokoh LAP termasuk Arbain, masih sangat harmonis.
"Jika ada perbedaan pendapat di dalam organisasi atau perkumpulan itu hal yang wajar. Itu lah yang menguatkan kami untuk lebih dewasa, dan memicu semangat para pengurus serta seluruh anggota untuk memajukan daerah tercinta kita Kabupaten Paser," kata Aji, Rabu (15/7).
Memasuki usia 20 tahun terbentuknya LAP, Aji menyebut banyak dinamika yang terjadi. Termasuk dalam struktur kepengurusan. Pasca Arbain maju ke dunia politik, kini tongkat kepemimpinan diserahkan ke Aji Ayub hingga 2023. Ini diputuskan pasca hasil rapat pengurus periode 2018-2023. Rapat tersebut juga diikuti tingkatan organisasi LAP dari Penajam Paser Utara (PPU) dan Balikpapan. Ada juga organisasi otonom dari Paser seperti Laskar Pertahanan Adat Paser (LPAP), Perhimpunan Bawe Paser (PBP), dan titah para pemangku adat lainnya pada 24 Juni 2020 lalu. Para pengurus LAP juga turut mendoakan kelancaran Arbain maju ke Pilkada Paser nanti.
Aji menjelaskan sejarah awal LAP dan para ketua, mulai dari ketua pertama Aji Abdul Rasyid, Ishak Usman, Syafi’i Basyaf, Sudirman, Arbain M Noor, hingga Aji Ayub. LAP didirikan pada 2 April 2000, di Desa Lempesu Kecamatan Pasir Belengkong.
"Latar belakang berdirnya LAP bertolak dari keinginan masyarakat Paser, khususnya masyarakat etnis Paser untuk berdiri sejajar dengan masyarakat etnis lainnya yang ada di Kabupaten Paser. Dalam arti masyarakat Paser bisa bersaing dalam segala bidang, terutama dalam hal peningkatan kualitas sumber daya manusia, sosial, budaya, dan norma norma kehidupan bermasyarakat yang beretika serta menjunjung tinggi warisan budaya leluhur. Namun tetap menjunjung tinggi toleransi antar etnis," lanjut Aji.
Menjaga kebhinekaan di Kabupaten Paser, merupakan tujuan didirikannya LAP. Paser buen kesong yang artinya Paser Berhati Baik, dan slogan yang paling dikenal selama ini, olo manin aso buen si olondo yang artinya hari esok lebih baik dari hari ini. Merupakan representatif karakter warga Paser dan berharap semakin dikenal hingga seantero nusantara.
Tujuan khusus dari berdirinya LAP kata Aji ialah mengembangkan, melestarikan adat istiadat dan budaya masyarakat Paser, serta
masyarakat lainnya di bawah naungan LAP. Selain itu juga memberikan perlindungan dan pelestarian terhadap harta kekayaan adat baik berupa tradisi harta bergerak maupun tidak bergerak yang mempunyai nilai-nilai sejarah, bersifat turun-temurun, untuk memperkuat khazanah budaya daerah maupun nasional. (Pms/jib)