Dirut RS AWS : Samarinda Mendaki Dengan Cepat, PSBB Masing-Masing Dulu

- Rabu, 15 Juli 2020 | 22:06 WIB
dr David
dr David

SAMARINDA - Direktur Rumah Sakit Umum AW Sjahranie dr David Hariadi Masjhoer memberikan pernyataan perkembangan terbaru kasus terkonfirmasi positif covid-19 di kota Samarinda, Rabu (15/7/2020).

Menurutnya, kurva epidemiologi pandemi covid-19 mulai naik ke puncak. Sehingga, diperlukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) oleh masyarakat.

"Samarinda Mendaki Dengan Cepat, PSBB Masing-Masing Dulu," ujar dr David dalam status akun Facebook pribadinya.

Status ini mendapat tanggapan disukai dan emote icon berjumlah 251.

Di hari yang sama, kasus meninggal berstatus probable covid-19 di Samarinda ada 1 kasus yaitu seorang laki-laki 49 tahun pasien Rumah Sakit Jiwa Atma Husada. Kemudian, Wakil Gubernur Kaltim terkonfirmasi positif covid-19.

Sebelumnya, dr David juga membuat tulisan bahwa kota amarinda adalah wilayah dengan penduduk terbanyak di Kaltim dengan tingkat kepadatannya paling tinggi.

"Bila terjadi transmisi lokal, maka resiko orang terpapar juga paling banyak....," ujar dr David saat mengumumkan ada jumpa pers kota Samarinda telah terjadi penularan transmisi lokal covid-19.

dr David juga membuat perkiraan jauh hari bahwa ada gelombang kedua pandemi covid-19 di Kaltim dengan ditandai 4 kasus meninggal covid-19 dalam tiga hari terakhir, 9 sampai 11 Juli 2020.

"Serangan mematikan di 3 hari terakhir ini, 4 korban jiwa..Kurve mulai merayap naik setelah sekitar 8 minggu agak tenang....Mungkin ini sdh tahap “second wave”," ujar dr David.

Dijelaskan dr David, gelombang kedua pandemi covid-19 bisa disebut berbeda dengan gelombang pertama.

"Sasaran yg bermanifestasi klinik agak beda dg gelombang pertama....Dimasa tenang virus ini merayap ke orang2 yg punya daya tahan tubuh kuat, sehingga tidak bermanifestasi klinis alias tanpa gejala (OTG), tetapi mengancam orang dengan komorbid/pemberat...," ujar dr David.

"Saat “new normal” mulai berjalan, virus ini seperti menemukan jalan untuk menunjukkan keberadaannya....
Dan akibatnya sungguh mematikan...," jelas dr David.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X