MADRID – Offense wins games, but defense wins championships. Pepatah jamak dalam sepak bola itu masih berlaku di liga elite Eropa musim ini. Lihat saja Liverpool FC yang menjuarai Premier League dengan predikat sebagai tim dengan pertahanan terbaik.
Dominasi Juventus di Serie A dalam delapan musim terakhir pun tak bisa lepas dari soliditas benteng mereka. Bayern Muenchen juga sukses meraih Meisterschale (trofi Bundesliga) lantaran paling sedikit kemasukan gol di antara para pesaingnya.
Nah, Real Madrid bisa melegitimasinya di La Liga musim ini. Klub berjuluk Los Merengues tersebut hanya butuh mengalahkan Villarreal CF di Estadio Alfredo Di Stefano pada jornada ke-37 (17/7) untuk menahbiskan gelar. Itu bisa terjadi setelah Real kembali membuat gap empat angka (83-79) dengan musuh bebuyutan, FC Barcelona, seusai kemenangan 2-1 atas Granada CF di Nuevo Los Carmenes kemarin (14/7).
Selain konsisten mencatat kemenangan dalam sembilan laga sejak restart La Liga, Real dianggap layak menjadi kampiun seiring memiliki pertahanan terbaik di antara 19 kontestan lainnya. Gawang Thibaut Courtois hanya kebobolan 22 gol atau 4 gol lebih sedikit ketimbang tim dengan pertahanan terbaik kedua sekaligus rival sekota, Atletico Madrid (ATM).
Dalam empat musim sebelumnya, ATM dengan gaya bermain pragmatis ala Diego Simeone memang selalu menjadi tim yang paling sedikit kebobolan di La Liga. Sebagai perbandingan pula, musim lalu Real mengakhiri La Liga dengan kebobolan hingga 46 gol!
Jika Real mampu menyudahi dominasi ATM sebagai tim dengan pertahanan terbaik La Liga, berarti predikat kiper terbaik (Trofi Zamora) bisa berpindah dari Jan Oblak. Dia adalah kiper ATM yang selalu sukses menyabet Trofi Zamora empat musim terakhir. Musim ini berarti menjadi kesempatan Courtois untuk meraihnya.
Dengan rasio kebobolan 0,58, Courtois memang jauh mengungguli Oblak yang memiliki rasio kebobolan 0,72. ’’Trofi Zamora? Itu kepuasan pribadi karena banyak orang yang mencemoohku musim lalu dan awal musim ini,’’ ucap Courtois kepada Movistar. ’’Tapi, yang paling penting adalah memenangkan gelar untuk Real,’’ ujar Kiper Terbaik Piala Dunia 2018 bersama timnas Belgia tersebut.
Kuartet bek Real musim ini pun solid dan memberikan andil atas kesuksesan mencatat 19 clean sheet. Sergio Ramos dan Marcelo yang semakin berumur serta Dani Carvajal yang mudah cedera memang menjadi handicap. Tapi, Eder Militao dan Ferland Mendy beradaptasi dengan baik pada musim pertamanya.
Selain itu, Ramos menjadi sosok krusial bagi Real seiring kontribusi 10 gol (total 12 gol di berbagai ajang). Pemain yang akrab disapa Cuqui itu pun menjadi top scorer kedua Real setelah Karim Benzema dengan 19 gol (24 gol di berbagai ajang). ’’Ketika Cuqui menjadi solusi Real dalam upaya mencetak gol, Barca masih bergantung kepada Lionel Messi seiring Luis Suarez pernah absen lama dan (Antoine) Griezmann belum beradaptasi dengan cepat pada musim pertamanya,’’ tulis Marca. (io/c19/dns)
Logo La Liga
Deportivo Alaves vs Getafe CF 0-0
Gol dianulir VAR: Duro 88’ (Getafe CF)
Villarreal CF vs Real Sociedad 1-2
