Belajar dari Rumah Bisa Sampai Desember 2020

- Rabu, 15 Juli 2020 | 10:03 WIB
Siswa baru memperkenalkan diri.
Siswa baru memperkenalkan diri.

BALIKPAPAN–Tahun ajaran baru 2020/2021 telah dimulai kemarin (13/7). Tak seperti sebelumnya, masa pengenalan lingkungan sekolah (PLS) digelar secara daring. Kegiatan tatap muka ditiadakan imbas pandemi virus corona. Terlebih, Kota Balikpapan yang berstatus zona merah penyebaran Covid-19. Membuat kegiatan belajar-mengajar jenjang pendidikan SD dan SMP tetap dilakukan belajar dari rumah.

Kebijakan tersebut dituangkan dalam surat edaran bernomor 420/3460/Disdikbud. Khusus siswa SD, PLS ditandai dengan menghadirkan perwakilan siswa baru. Yakni, peserta didik kelas 1 sebanyak 5 siswa yang berada di zona R1 (siswa terdekat sekolah). Kegiatan ini tetap menerapkan standar protokol kesehatan.

Salah satu sekolah yang melaksanakan PLS secara daring ini adalah SD 001 Balikpapan Kota. Ada 112 peserta didik baru yang menjalani kegiatan tersebut. Pada pelaksanaan PLS daring ini, hanya 5 siswa kelas 1, yang menjadi perwakilan.

 “Ada 4 rombel (rombongan belajar) di SD 001 Balikpapan Kota. Maka diambil perwakilan saja,” kata Kepala SD 001 Balikpapan Kota Windu Gunawan di sela-sela kegiatan PLS daring kemarin. Seperti biasanya, kegiatan PLS daring ini akan digelar selama tiga hari. Mulai Senin (13/7) hingga Rabu (15/7). Untuk kegiatan PLS daring selanjutnya, ada 5 anak lainnya dari masing-masing kelas yang akan datang ke sekolah. Waktunya pun dibatasi. Hanya 2 jam.

“Karena bagaimana pun, mereka baru mengenal lingkungan sekolah. Jadi seefektif mungkin kita tidak mengulur waktu. Sehingga bisa diefisienkan,” terang dia.

Setelah kegiatan PLS nanti, pihak sekolah melalui guru kelas akan mengundang para orang tua siswa secara bergantian. Untuk menjelaskan program sekolah selama pembelajaran daring atau belajar dari rumah.

Khusus siswa kelas 1 SD, terutama yang belum bisa membaca atau menulis, akan diberikan pilihan kepada para orangtua siswa. Melakukan kunjungan guru ke rumah (home visit) atau dengan datang ke sekolah maksimal lima siswa per kelas. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran daring ini, akan diberikan angket kepada orangtua siswa.

Mereka diminta memilih metode pembelajaran kepada siswa kelas 1. Termasuk waktu pelaksanaannya, terutama bagi para orangtua yang bekerja. Karena itu, diperkenankan memilih pagi hari atau sore hari. Menyesuaikan kesiapan para orangtua mendampingi peserta didik saat belajar.

“Yang bisa membaca, bisa dilakukan daring. Yang belum bisa membaca akan dilakukan dengan tatap muka. Dengan waktu terbatas 2 jam, maksimal lima anak,” katanya. Hal yang sama juga dilakukan pada pelaksanaan PLS daring untuk jenjang pendidikan SMA.

Seperti peserta didik baru di SMA 1 Balikpapan. Para siswa kelas X (sepuluh) yang berjumlah 430 orang dengan 12 rombel, tetap melaksanakan kegiatan secara daring. “Untuk sementara ini, karena kita masih di zona merah, maka kita akan melakukan pembelajaran secara virtual. Sampai situasi memungkinkan. Diperkirakan sampai Desember 2020,” ujar Rikadiantiasih, wakil kepala Bidang Kesiswaan SMA 1 Balikpapan.

Dari Samarinda, Kepala SMA 17 Samarinda Abdul Rozak Fachruddin mengatakan, pihaknya sudah menetapkan skema pembelajaran daring. Nantinya siswa-siswi baru yang mengikuti pengenalan lingkungan sekolah, akan belajar melalui video yang dibagikan dan diskusi daring. "Jadi semuanya tetap belajar di rumah, tetapi guru-gurunya ke sekolah," kata Rozak.

Lanjut dia, alasan kenapa guru harus tetap ke sekolah adalah agar mereka lebih leluasa untuk bertukar pikiran soal pembelajaran via daring dengan rekannya. Selain itu, pembelajaran akan tetap efektif sesuai jadwal yang diberikan. Kebijakan tersebut juga menyesuaikan dengan kebijakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim Anwar Sanusi.

"Saat ini saja, gubernur masih membatasi pegawai yang masuk ke kantor," ucap Anwar. Maka dari itu, sembari menanti keputusan gubernur Kaltim, belajar via daring masih harus dilakukan SMA sederajat di seluruh Kalimantan Timur. Pun begitu dengan SD maupun SMP di Samarinda. "Kita masih belajar dari rumah," ucap Kepala SMP 2 Samarinda Sugik kemarin.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Samarinda Asli Nuryadin mengatakan, pihaknya telah memberikan arahan bahwa PLS semua harus dari rumah. Jika ada sekolah yang masih menyuruh murid ke sekolah, pihaknya akan memberikan teguran. Sedangkan, jika ada sekolah yang mengumpulkan orangtua untuk pengarahan, tidak masalah selama mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X