Dirut RS AWS : Waspadai Wabah Gelombang Kedua Covid-19

- Selasa, 14 Juli 2020 | 10:56 WIB
dr David
dr David

SAMARINDA - Ancaman gelombang kedua pandemi virus corona (covid-19) di Kalimantan Timur masih berpotensi terjadi. Hal ini tak lepas dari prilaku virus tersebut dan prilaku manusia.

Apalagi Covid-19 belum ditemukan vaksinnya dan belum dapat dipahami dengan jelas sifat dan pencegahan penularannya. Kebijakan strategi penanganannya kini terus mengalami perubahan.

Demikian penjelasan Direktur Rumah Sakit AW Sjahranie dr David Hariadi Masjhoer saat video teleconference bersama Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Selasa (14/7/2020).

"Sifat virus ini belum kita pahami sehingga yang kita lakukan masih meraba-raba termasuk di level pemerintah pusat. Sehingga kebijakan yang selalu berubah-ubah karena memang setiap hari selalu ada hal baru (dari covid-19)," ujar dr David.

Menurut dr David, hal-hal baru ditemukan tentang covid-19 sejauh ini juga masih belum bisa dipastikan dan terus mengalami perubahan. "Nah ancaman gelombang kedua ini adalah bentuk prilaku virus maupun prilaku manusia sendiri yang berinteraksi sehingga ada ancaman potensi terjadi gelombang kedua," jelas dr David.

Hingga per tanggal 13 Juli 2020, total kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kaltim mencapai 695 kasus dengan 174 kasus dirawat dan 504 kasus sembuh serta 17 kasus meninggal.

Sebelumnya, dr David menjelaskan ahli medis dalam memerangi virus pastinya harus mempelajari sifat-sifatnya dan penularannya. Sampai mencari obat-obatan yang merusak virus tersebut maka virus bisa tertangani.

"Selama ini kita memerangi sebuah penyakit yang disebabkan virus atau kuman, biasanya kita mempelajari sifat sifatnya dulu. Setelah kita tahu sifat sifatnya, masalah inkubasi, penularan dan penyebaran serta daya tahan dan obat obatan yang bisa merusak virus itu baru lah kita betul betul menangani virus ini," ujar dr David.

Vaksin covid-19 atau cara penanganannya, dikatakan dr David, tidak menutup kemungkinan masih memerlukan waktu lama lagi. Seperti virus influenza, virus demam berdarah dan virus HIV AIDS.

"Bayangkan saja virus influenza sudah sekian ratus tahun sampai sekarang belum ada vaksin yang betul betul menghindarkan virus influenza. Karena dia terus bermutasi," ujar dr David.

"Bagaimana dengan virus demam berdarah ? Juga demikian. Kemudian virus HIV yang sekitar awal tahun 1970 ditemukan. Sampai sekarang 50 tahun kita belum bisa mahami sifat sifatnya dengan baik. Demikian juga dengan virus covid-19 yang umurnya masih hitungan nya bulan," kata dr David lagi.

dr David menjelaskan pandemi virus corona covid-19 telah berlangsung empat bulan lebih dan belum ada tanda-tanda berakhir.

Tiga cara terbaik mencegah virus covid-19 sejauh ini yaitu menggunakan masker, jaga jarak dan cuci tangan harus terus dilakukan secara disiplin oleh masyarakat.

Ditambahkan tak kalah pentingnya, masyarakat juga harus bisa menghindari kerumunan orang jumlah besar. Ini agar mengurangi risiko virus covid-19 berpindah dari satu orang ke orang lain.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X