Jam Belajar Dipersingkat, Sepekan Masuk Dua Hari

- Selasa, 14 Juli 2020 | 10:30 WIB
TAHUN AJARAN BARU: Calon siswa memakai face shield saat mengikuti tes psikologi sebagai syarat kesiapan masuk jenjang pendidikan sekolah dasar di SD Islam Al-Hidayah, Cinere, Depok, Senin (6/7/2020). (Dery Ridwansah/JawaPos.com)
TAHUN AJARAN BARU: Calon siswa memakai face shield saat mengikuti tes psikologi sebagai syarat kesiapan masuk jenjang pendidikan sekolah dasar di SD Islam Al-Hidayah, Cinere, Depok, Senin (6/7/2020). (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

Di tengah pandemi Covid-19 yang belum reda, sejumlah sekolah memutuskan untuk menjalankan pembelajaran tatap muka. Itu dilakukan bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2020 –2021 pada hari ini (13/7).

 

SALAH satu sekolah yang mulai menjalankan pembelajaran tatap muka adalah Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah (MIS) VII Podosugih, Kota Pekalongan. Madrasah setingkat SD itu berada di Kelurahan Podosugih, Kecamatan Pekalongan Barat. Jumlah siswanya sekitar 180 anak.

Guru Kelas IV MIS VII Podosugih Arif Mudilin mengatakan, hari ini (13/7) sekolah memanggil seluruh orang tua murid untuk sosialisasi. ’’Pukul 07.00 sampai pukul 08.00 wali murid siswa kelas I. Dan seterusnya,’’ katanya (12/7).

Kegiatan belajar siswa di sekolah mulai dijalankan Selasa (14/7). Skenario yang diterapkan sekolah adalah setiap kelas hanya masuk dua hari dalam sepekan. Senin dan Kamis untuk siswa kelas I dan kelas VI.

Kemudian, Selasa dan Sabtu untuk siswa kelas II dan V. Lalu, Rabu dan Minggu untuk siswa kelas III yang berpasangan dengan siswa kelas IV. Dengan pengaturan itu, satu rombongan belajar (rombel) tidak perlu dipecah menjadi beberapa sif atau gelombang belajar. Seluruhnya belajar dalam waktu yang sama.

Untuk mengurangi kepadatan di kelas, siswa dipisah menjadi dua rombel. Misalnya, kelas I dipecah menjadi kelas I-a dan I-b. Meski demikian, keduanya masuk di hari dan jam yang sama. ’’Selain itu, jam belajar di sekolah diperpendek,’’ katanya. Sekolah dimulai pukul 07.00 WIB dan diakhiri jam 10.00 WIB. Dengan pengaturan jam belajar tersebut, tidak ada jam istirahat. Karena itu, siswa tidak perlu jajan di kantin sekolah. Selama masa pandemi ini, siswa sangat dianjurkan untuk diantar dan dijemput orang tua masing-masing. Selama bersekolah, siswa wajib pakai masker dan guru menggunakan face shield.

Arif mengatakan, pihaknya bersama asosiasi guru swasta sempat menghadap ke jajaran pemerintah kota dan gugus tugas setempat. Dalam pertemuan itu, mereka menyampaikan keinginan untuk menjalankan pembelajaran tatap muka. Hasilnya, gugus tugas mempersilakan, tetapi tidak mengeluarkan surat rekomendasi atau sejenisnya.

Dia menuturkan, sekolah memutuskan untuk menyelenggarakan KBM tatap muka karena menilai pembelajaran online tidak efektif. Sebab, tidak semua siswa memiliki ponsel pintar, laptop, atau jaringan internet. Kemudian, setiap ada tugas, tidak bisa dipastikan itu murni dikerjakan siswa atau orang tuanya. Dia menegaskan, status KBM tatap muka di sekolahnya itu uji coba. Akan dievaluasi sambil berjalan.

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag Ahmad Umar mengatakan, sudah ada surat keputusan bersama (SKB) empat menteri tentang pembelajaran di kelas.

Pembelajaran di kelas dapat dilakukan di wilayah zona hijau kasus Covid-19. Kemudian, mendapatkan persetujuan dari gugus tugas setempat. Jika kriteria terpenuhi, kanwil Kemenag provinsi atau kantor Kemenag kabupaten dan kota dapat menyetujui madrasah menjalankan pembelajaran tatap muka.

Kepada madrasah yang berada di zona hijau dan memulai pembelajaran di kelas, Umar memohon supaya tetap berhati-hati. ’’Tetap mawas diri,’’ katanya. Pengelola madrasah, guru, maupun siswa untuk terus mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, berdoa supaya diberi kelancaran.

Umar mengatakan, kesehatan dan keselamatan anak harus diutamakan ketimbang mengejar materi pembelajaran. Dia meminta sekolah atau masyarakat secara umum tidak sembrono. Umar meminta sekolah dan masyarakat tidak menganggap sepele pandemi Covid-19. ’’Apalagi, ini masalah kesehatan. Virusnya tidak kelihatan. (Harus, Red) waspada lahir dan batin,’’ jelasnya.

Sementara itu, untuk madrasah yang masih menjalankan pembelajaran jarak jauh karena berada di zona kuning, oranye, bahkan merah, Umar meminta tetap bersabar. Dia menjelaskan, Kemenag sudah berupaya maksimal memberikan layanan pembelajaran jarak jauh berbasis internet. Misalnya, bekerja sama dengan provider untuk menyediakan paket internet murah. Bahkan, paket internet gratis untuk siswa miskin. (wan/c10/oni) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Minggu, 14 April 2024 | 07:12 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Sabtu, 13 April 2024 | 15:55 WIB
X