Depresi Skripsi Tak Selesai, Mahasiswa di Samarinda Bunuh Diri

- Senin, 13 Juli 2020 | 11:41 WIB
Korban dievakuasi.
Korban dievakuasi.

SAMARINDA-Mahasiswa semester akhir di salah satu universitas terbesar di Kaltim ditemukan tewas dengan tali melilit lehernya, Sabtu (11/7) sekitar pukul 16.00 Wita. Pemuda 25 tahun yang berasal dari Penajam Paser Utara (PPU) itu diketahui telah kuliah sejak 2013 lalu.

Selama mengenyam dunia pendidikan di bangku perguruan tinggi, BH tinggal di rumah kakak angkatnya di Jalan Pemuda, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda. Sedangkan kakak angkatnya bekerja di Bontang.

Kanit Reskrim Polsek Sungai Pinang Iptu Fahrudi mengatakan, berdasarkan keterangan dari kakak angkat korban, diduga BH depresi lantaran tak kunjung lulus kuliah. “Sempat curhat ke kakaknya kalau dia ditolak dosennya waktu ajukan skripsi,” terangnya.

Sehari sebelum ditemukan meregang nyawa, korban terlihat sempat berjalan tak tahu arah. Bahkan terlihat seperti sedang berbicara sambil menggerakkan tangannya. Diduga dia meluapkan emosi. Perilaku terakhir BH terekam jelas di camera closed circuit television (CCTV) yang terkoneksi dengan kakak angkat korban. “Bilang kakaknya memang sering terlihat murung dan diam. Kalau diajak ngobrol baru ngomong,” jelas Fahrudi.

Tak melihat pergerakan adik angkatnya keesokan harinya, kakak korban memutuskan untuk pulang. Namun, ketika sampai di beranda rumah dan mengetuk pintu tak ada respons dari dalam rumah. Rasa cemas dan penasaran yang membuncah membuat kakak korban memutuskan mengintip dari sela pintu samping rumah. “Waktu ngintip itu, baru tahu korban sudah tergantung di dekat tangga dapur,” ucap perwira balok dua tersebut.

Sebelum memasuki rumah, kakak korban memanggil ketua RT dan warga setempat. Enggan menggunakan kunci cadangan terlebih dahulu sebelum pihak RT melaporkan ke pihak berwajib.

Dari pemeriksaan pemeriksaan awal, petugas tak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Begitu pula hasil dari pemeriksaan dokter forensik di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Jenazah BH dibawa pihak keluarga untuk dikebumikan di kediaman. “Keterangan dokter tidak ada tanda kekerasan di tubuh. Tetapi pembuluh darah di bagian kedua kakinya pecah, makanya keluar darah, itu dikarenakan ada penyumbatan,” papar Fahrudi.

Hingga tadi malam belum ada keterangan dari pihak kampus di mana BH kuliah. Termasuk saat harian ini mengonfirmasi ke pejabat program studi di mana BH menempuh pendidikan. (*/dad/rom/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X