Hagia Sopia Dijadikan Masjid, Sekutu Tak Sepakat

- Senin, 13 Juli 2020 | 10:37 WIB
Hagia Sophia
Hagia Sophia

Ketika bersitegang dengan AS, Turki berpaling ke Rusia. Negeri Beruang Merah belakangan menjadi sekutu. Tak hanya berteman, Turki juga membeli sistem pertahanan misil S-400 milik Rusia. Alat itu menjadi satu-satunya yang bisa menembak jatuh pesawat tempur supercanggih F-35 buatan AS.

Dalam berbagai kesempatan, Rusia dan Turki saling mendukung. Tapi, soal Hagia Sophia, sikap Rusia berbeda. Mereka sama dengan banyak negara lain. Menentang keputusan Turki. Wakil Ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Tinggi Rusia Vladimir Dzhabarov menyebut tindakan Turki sebagai sebuah kesalahan.

”Mengubahnya menjadi masjid tidak akan berdampak apa pun bagi dunia muslim. Keputusan itu juga tidak menyatukan negara-negara, tapi justru memecah belah,” tegasnya seperti dikutip AP.

Kepala Gereja Ortodoks Rusia Patriarch Kirill menegaskan, Hagia Sophia adalah salah satu monumen terbesar budaya Kristiani. Ancaman terhadap Hagia Sophia adalah ancaman kepada seluruh peradaban Kristiani. ”Hingga saat ini bagi setiap warga Ortodoks Rusia, Hagia Sophia adalah kuil Kristen yang agung,” ujarnya.

UNESCO jelas merupakan salah satu yang sangat kecewa dengan keputusan Turki. Terlebih, tak ada dialog dengan mereka sebelumnya. Komite Warisan Budaya Dunia UNESCO tengah meninjau ulang status Hagia Sophia. Mereka tetap meminta Turki membicarakan lagi keputusan itu dengan lembaga yang dinaungi PBB tersebut.

Hal senada diungkapkan oleh Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS). Jubir Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus kecewa dengan keputusan Turki. Yunani lebih vulgar dalam mengungkapkan kemarahannya. Dia menyebut langkah Turki sebagai provokasi pada peradaban dunia. ”Nasionalisme yang ditunjukkan oleh Erdogan membuat negaranya mundur 6 abad,” tegas Menteri Kebudayaan Yunani Lina Mendoni seperti dikutip Al Jazeera.

Dia menambahkan, putusan pengadilan jelas menunjukkan bahwa tidak ada keadilan yang independen di Turki. Meski banyak yang mengkritik, ada pula yang mendukung Erdogan. Tapi, bukan perwakilan negara, melainkan kelompok maupun perseorangan. Hamas adalah salah satunya. Kepala Kantor Pers Internasional Hamas Rafat Murra menyebutnya sebagai momen membanggakan umat Islam.

Di media sosial Pakistan dan beberapa negara muslim lain, Erdogan juga dielu-elukan. ”Banyak muslim liberal mengkritik Erdogan karena perubahan status Hagia Sophia. Ke mana orang liberal itu saat umat Hindu menghancurkan Masjid Babri?” cuit Haseeb Ahmed Barlas dari Islamabad. (sha/c11/ayi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X