Urban Farming, Jangan Hanya Berhenti sebagai Hobi

- Senin, 13 Juli 2020 | 10:29 WIB
Welas Asih dan putranya di kebun rumah.
Welas Asih dan putranya di kebun rumah.

Pandemi justru menciptakan pasar baru bagi para pegiat urban farming, di luar hotel, restoran, karaoke yang selama ini jadi penyerap utama. Kalaupun tidak untuk industri, toh hasilnya bisa untuk mengurangi biaya belanja atau minimal buat tukeran dengan tukang sayur.

 

GLANDY B., DEBORA S., MASRIA P., Jakarta-RESTU D., Surabaya, Jawa Pos

 

DALAM sebulan, Asri Welas kini cukup menganggarkan dana belanja untuk konsumsi keluarga sekitar Rp 200 ribu. Separo dari biasanya. Paling untuk beli bahan makanan hewani seperti daging dan telur.

Sedangkan untuk kebutuhan beragam sayuran, dia cukup ke depan atau belakang rumah. Tinggal petik sesuai selera: mau bayam, kangkung, terong, atau tomat. ”Hemat, juga ada kepuasan batin,” kata aktris yang turut membintangi film Keluarga Cemara itu.

Asri memang sekarang sedang asyik-asyiknya berkebun di kediamannya di kawasan Cibubur, Jakarta Timur. Urban farming, istilah umumnya, yang juga bisa gampang ditemukan di berbagai wilayah perkotaan di penjuru tanah air belakangan.

Awalnya yang hobi bercocok tanam ibunda dan ayah mertua Asri. Namun, sejak aktivitasnya di dunia hiburan banyak yang terhenti selama pandemi Covid-19, Asri pun jadi ikut menekuni kegiatan serupa.

Asri kebetulan tengah mencari kegiatan yang cocok dilakukan bersama putranya, Ibam. ”Selama pandemi, waktu Ibam kan banyak di rumah. Nah, dia butuh aktivitas yang bikin semangat bangun pagi, ya berkebun ini,” ujar aktris 41 tahun itu saat dihubungi Jawa Pos Jumat siang (10/7).

Perempuan yang juga aktif sebagai penyiar radio itu lantas membeli bibit di Toko Trubus di kawasan Cimanggis, Depok. Di tempat tersebut, Asri juga mendapat penjelasan mengenai cara bercocok tanam. ”Sisanya saya belajar sendiri, sama belajar dari ibu dan mertua,” kata Asri.

Asri dan Ibam pun lalu mulai bercocok tanam. Ternyata prosesnya cukup mudah. ”Kita tinggal menyiram dengan teratur, kasi pupuk dua sendok makan aja, dan sisanya biarkan alam yang bekerja,” papar aktris yang dikenal berkat peran sebagai Welas di acara komedi situasi Suami-Suami Takut Istri itu.

Pegiat urban farming sekaligus pendiri Koperasi Tani Hidroponik Sejahtera (Kotahira) Dadan Ramdani membenarkan adanya tren urban farming belakangan. Itu, misalnya, dia ketahui karena ada lonjakan permintaan nutrisi untuk tanaman hidroponik.

Dadan biasanya hanya mendapat pesanan nutrisi 40–50 paket per seller. ”Sekarang bisa sampai 200–300 per satu seller,” ujarnya.

Koperasinya saat ini menaungi 52 kebun hidroponik. Tersebar di Jabodetabek, Cianjur, dan Bandung. Mereka semua merupakan penghobi cocok tanam yang kini berani merambah industri.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X