Guru harus semakin berimprovisasi dengan mengombinasikan pembelajaran digital yang mampu menghidupkan suasana dan memotivasi anak agar mau terus belajar.
BALIKPAPAN–Memanfaatkan teknologi dan mengubah pembelajaran jadi lebih menyenangkan adalah tugas guru. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan hanya mengatur secara teknis agar pembelajaran daring bisa berjalan lancar, terutama bagi siswa SD dan jenjang SMP.
Khusus untuk PAUD dan TK, Kepala Disdikbud Balikpapan Muhaimin menuturkan, masih menunggu arahan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Balikpapan. Sebab, nanti ada pembahasan tersendiri.
"Bagaimana metodologi pembelajarannya semua diserahkan kepada pihak sekolah. Artinya bagaimana inovasi dan kreativitas sekolah agar pembelajaran daring ini bisa mudah dipahami, menyenangkan, dan tidak membosankan, serta tidak merepotkan orangtua," ucap Muhaimin.
Mau dalam bentuk video Zoom, pembelajaran virtual, atau animasi, itu semua, kata Muhaimin, akan jadi PR atau tugas dari tiap guru. Jadi, pengajar atau guru harus semakin berimprovisasi dengan mengombinasikan pembelajaran digital yang mampu menghidupkan suasana dan memotivasi anak agar mau terus belajar.
Karena itu, para guru dapat saling bertukar pikiran maupun konsep belajar. Diakui, di sekolah swasta banyak guru yang lebih inovatif, tapi ada juga guru negeri yang tidak kalah dengan di swasta. Dengan demikian, inovasi maupun penggunaan aplikasi bisa dibagi dengan guru lain. Atau saling mengajarkan agar seluruh pembelajaran sama-sama menyenangkan.
Hal ini demi mengurangi pembelajaran statis. Muhaimin mengatakan, sekarang guru sudah tidak lagi hanya memfoto soal tugas lalu dikirim via WhatsApp. Namun, harus lebih aplikatif yang membuat anak bisa berpikir secara holistic. Tiap sekolah tentunya bisa menggunakan metode berbeda. Nantinya bila sudah ditemukan metode atau cara pembelajaran yang tepat, bisa dijadikan role model bagi seluruh sekolah.
"Kerja sama dengan pihak ketiga untuk pembuatan video atau semacamnya belum ada. Dengan situasi sekarang kita baru bisa melakukan penguatan jaringan dan pembiayaan kuota internet bagi guru maupun siswa yang tidak mampu. Saya rasa jika guru benar-benar bisa mengaplikasikannya, sudah bisa jalan," tuturnya. (lil/ms/k16)