Kembali melonjak kasus penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Kutim, membuat Dinas Kesehatan (Diskes) setempat berencana membuat rumah isolasi atau pusat karantina. Stadion Kudungga dan Gedung Bandiklat digadang-gadang menjadi alternatif.
SANGATTA–Kutim cukup kondusif. Dari puluhan penderita, angka pasien sembuh cukup tinggi. Namun, lonjakan signifikan meningkat 19 orang. Hal itu membuat Kutim kembali menjadi zona merah.
Kadiskes Kutim Bahrani Hasanal menuturkan, rumah isolasi merupakan tempat karantina yang membuat penderita lebih mudah sembuh. Terutama bagi para penderita kelas ringan. "Kalau kelas berat tetap harus ditangani RSUD. Di tempat lain khusus pasien yang OTG," jelasnya. Menurut dia, stadion akan dipilih jadi rumah isolasi karena kuota kamar cukup banyak, serta lokasi yang cukup terbuka. Selain itu, dekat dengan rumah sakit pelat merah. "Saya rasa itu membuat lebih cepat menyembuhkan. Mereka bisa lebih rileks," tambahnya.
Dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing, penanganan di stadion merupakan tanggung jawab pihaknya, berbeda dengan di rumah sakit menjadi tanggung jawab penuh petugas rumah sakit.
Opsi lain, lanjut Bahrani, yakni penggunaan gedung Bandiklat BKPP yang terletak di kawasan pemerintahan Jalan Bukit Pelangi, Sangatta Utara. Pelayanan yang diberikan yakni medis lab, kefarmasian, psikolog, hingga layanan penunjang olahraga. "Tapi di stadion itu tidak ada penunjang. Kalau di Bandiklat BKPP sudah lengkap tempat tidurnya," imbuhnya. Untuk melengkapi itu, tidak hanya pelayanan farmasi yang akan diberi, tapi juga vitamin dan pasien dibekali alat kesehatan masing-masing seperti alat pengukur tensi dan smartphone untuk melaporkan perkembangan kesehatan.
"Mereka dibekali alat kesehatan sederhana, ngecek sendiri, nanti laporan dilakukan lewat Hp ke petugas kesehatan, jadi minim interaksi dengan tim medis," jelasnya.
Menanggapi hal itu, Wabup Kutim Kasmidi Bulang menyetujui usulan tersebut. Terlebih jika hal itu memudahkan penyembuhan pasien dan mampu mengurai angka penyebaran virus corona di Kutim.
"Lebih baik memanfaatkan yang ada. Keputusan gugus diserahkan ke kepala dinas aja. Silakan memaksimalkan, karena memang kalau di stadion susah, harus beli dispenser atau kasur lagi. Pakai saja yang ada," terangnya.
Selain itu, Plt Bupati Kutim itu menginstruksikan seluruh pegawai dilarang cuti meninggalkan Kutim, terutama yang akan memasuki daerah zona hitam dan merah. Pasalnya, hal itu dapat memicu penyebaran lebih cepat.
"Kami tidak melarang pegawai cuti, itu hak mereka. Tetapi tolong jangan pergi ke tempat yang zona hitam. Kami sedang berupaya mempercepat penyembuhan," tegasnya. (*/la/dra/k16)