Ethiopia Semakin Mencekam, Korban Tewas karena Kerusuhan Capai 239 Orang

- Jumat, 10 Juli 2020 | 11:16 WIB
KONFLIK HORIZONTAL: Aktivis Jawar Mohammed (berjas biru) telah ditangkap karena dianggap provokator atas kerusuhan di Ethiopia.  AFP
KONFLIK HORIZONTAL: Aktivis Jawar Mohammed (berjas biru) telah ditangkap karena dianggap provokator atas kerusuhan di Ethiopia. AFP

ADIS ABABA–Kerusuhan di Ethiopia semakin menjadi-jadi. Korban tewas karena kekerasan etnis buntut tewasnya penyanyi populer dari kelompok etnis Oromo mencapai 239 jiwa. Bahkan, kini situasi semakin mencekam dan tak terkendali.

Bintang pop Hachalu Hundessa dianggap pahlawan bagi etnis Oromo. Dia selalu mewakili suara kaum marjinal. Namun, sang penyanyi tewas ditembak oleh penyerang tak dikenal pada 29 Juni. Insiden itu meningkatkan ketegangan etnis yang mengancam transisi demokrasi negara tersebut.

Dilansir dari Al Jazeera, protes pecah di ibu kota Adis Ababa, serta wilayah Oromia di sekitarnya yang merupakan tanah air dari kelompok etnis terbesar di negara itu. Mereka merasa tersisih secara ekonomi dan politik di negara yang beragam.

“Karena kerusuhan yang terjadi di wilayah itu, 9 petugas polisi, 5 anggota milisi, dan 215 warga sipil telah kehilangan nyawa,” kata pejabat komisioner polisi Oromia, Mustafa Kedir di televisi pemerintah, Rabu (8/7) waktu setempat.

Polisi di Adis Ababa sebelumnya melaporkan 10 kematian di ibu kota. Total korban tewas naik dari 166 kematian yang dilaporkan akhir pekan lalu.

“Terjadi kerusakan besar dan penjarahan milik pemerintah dan properti pribadi. Untuk mengendalikan kerusuhan ini, lebih dari 3.500 orang telah ditangkap. Mereka adalah elemen anti-perdamaian yang melakukan serangan dengan menggunakan kematian artis sebagai alasan untuk membongkar sistem konstitusi secara paksa,” katanya.

Pembunuhan Hachalu menyulut berbagai keluhan yang dipicu dari puluhan tahun penindasan oleh pemerintah. Perdana Menteri Abiy Ahmed, pemimpin etnis Oromo pertama di negara itu mengatakan, pembunuhan itu adalah tindakan keji.

Namun, dia menambahkan, kekerasan selanjutnya merupakan upaya terkoordinasi untuk mengacaukan negara. Mendidihnya ketegangan etnis di negara berpenduduk lebih 100 juta orang itu telah menjadi tantangan besar bagi Abiy.

Dia memenangkan hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu karena mengakhiri konflik berkepanjangan dengan negara tetangga Eritrea. Lima anggota senior Front Pembebasan Oromo ditangkap, termasuk Jawar Mohammed dan Bekele Gerba dari Kongres Federalis Oromo. (jpg/kri/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X