BONTANG – Sejak Juli, proyek penurapan Sungai Bontang telah dimulai. Targetnya, harus rampung di Desember. Kepala Bidang Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang, Karel mengatakan, terdapat perubahan nilai kontrak sehubungan lelang proyek ini.
Semula anggaran dari bantuan keuangan (Bankeu) Pemprov Kaltim sebesar Rp 40 miliar. Namun, imbas pandemi Covid-19 pos anggaran itu dipotong 50 persen. Pemkot Bontang pun berupaya mengalihkan dana penyelenggaraan MTQ yang tidak terlaksana tahun ini sebesar Rp 5 miliar.
“Setelah berkoordinasi dengan Pemprov Kaltim ternyata tidak bisa (mengambil anggaran MTQ). Alhasil anggaran penurapan Sungai Bontang hanya dipatok Rp 18 miliar,” kata Karel.
Dari Rp 18 miliar tersebut digunakan untuk pembangunan fisik. Sementara sisanya untuk pengawasan pengerjaan dan pembuatan dokumen kerja. Penurapan dimulai dari samping SD 010 Bontang Utara ke arah eks belakang tempat pemberhentian PO Samarinda Lestari. Bentuknya yakni pemasangan tiang pancang. Sebagai penanganan permasalahan banjir di Kota Taman.
“Pengerjaan baru berjalan 2 persen. PT Bumi Lasinrang selaku pemenang tender masih melakukan pembersihan dan pembuatan direksi kerja,” sebutnya. (*/ak/rdh/k15)