Optimisme Pelaku UMKM Kembali

- Kamis, 9 Juli 2020 | 14:35 WIB
Gerai makanan kecil di salah satu mal di Samarinda.
Gerai makanan kecil di salah satu mal di Samarinda.

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mulai tumbuh. Meski belum terlalu signifikan, namun beberapa pelaku usaha yang sempat merumahkan karyawannya, kini sudah mempekerjakan kembali.

 

SAMARINDA – Kebijakan new normal berhasil mendorong kinerja UMKM. Aktivitas masyarakat yang mulai pulih dibarengi meningkatnya daya beli. Ini membuat orderan meningkat dan para pelaku usaha berani membuka kembali stan di pusat perbelanjaan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Kaltim Gatot Teguh Januar mengatakan, penjualan di sektor UMKM mulai tergenjot lagi. Ini ditandai dengan bukanya stan-stan UMKM di pusat perbelanjaan atau pusat keramaian. “Memang tidak langsung meningkat signifikan. Tapi setidaknya sudah tumbuh sekitar 10-15 persen pada era tatanan baru ini,” jelasnya, Rabu (8/7).

Gatot mengatakan, saat ini konsumsi masyarakat juga mulai tumbuh. Warga mulai bepergian, makan, belanja dan sebagainya. Sudah ada gairahnya, tidak seperti sebulan lalu. “Peningkatannya memang belum besar, namun sektor UMKM yang paling banyak terdampak sudah mulai tumbuh. Ini membuat semangat pelaku usaha kembali,” tambahnya.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, sentimen negatif dari eskalasi kasus Covid-19 benar-benar menekan kinerja sektor UMKM. Berdasarkan data dari Kementerian Tenaga Kerja, pada 29 April 2020 tercatat telah terdapat 300 pekerja sektor informal yang terdampak pandemi di Kaltim.

Ini sempat membuat KPw-BI Kaltim melakukan survei asesmen untuk melihat dampak covid-19 terhadap sektor UMKM. Asesmen dampak Covid-19 terhadap sektor UMKM tersebut dilakukan dengan menggunakan metodologi survei melalui metode daring. Jumlah total sampel survei pada kajian ini terkumpul sebanyak 384 UMKM yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota. Terbagi menjadi empat bidang usaha utama yaitu agrobisnis, fesyen atau kerajinan tangan, kuliner, serta jasa lainnya.

“Hasilnya penyebaran pandemi memberikan tekanan terhadap volume penjualan pada sebagian besar UMKM di Kaltim. Tercatat sebesar 90,10 persen UMKM di Kaltim mengalami penurunan volume penjualan. Di sisi lain, terdapat UMKM yang justru mengalami peningkatan volume penjualan yang tercatat sebesar 3,39 persen pada masa pandemi,” jelasnya.

Peningkatan volume penjualan tersebut salah satunya disebabkan adanya UMKM yang beralih untuk melakukan produksi masker serta alat pelindung diri (APD) di masa pandemi. Sebagian besar UMKM juga terpaksa menurunkan harga jual seiring dengan melemahnya permintaan dari masyarakat. Terdapat 47,40 persen UMKM di Kaltim mengalami penurunan harga jual. Penurunan harga jual tersebut merupakan salah satu langkah yang diharapkan, dapat menarik perhatian pelanggan dalam rangka mempertahankan bisnis yang mengalami tekanan pada masa pandemi ini.

“Kebijakan pemerintah pusat terkait stimulus kredit di masa pandemi Covid-19 mendapatkan respons positif oleh UMKM di Kaltim, walau sosialisasi kebijakan tersebut masih perlu ditingkatkan,” katanya.

Tercatat sebagian besar UMKM di Kaltim telah mengetahui mengenai kebijakan tersebut, namun masih terdapat sebanyak 37,07 persen UMKM di Kaltim belum mengetahui kebijakan tersebut. Hal tersebut mencerminkan bahwa pemerintah pusat perlu lebih gencar dalam memberikan informasi-informasi mengenai stimulus tersebut kepada masyarakat utamanya sektor UMKM.

“Bagi UMKM yang mengetahui kebijakan tersebut, kebijakan pemerintah mengenai stimulus program pemulihan ekonomi tersebut disambut positif oleh UMKM di Kaltim dengan tercatat sebanyak 95,40 persen di antaranya menyatakan setuju terhadap kebijakan tersebut,” ungkapnya.

Berdasarkan hasil pengumpulan informasi, sebagian besar UMKM di Kaltim berharap pemerintah pusat maupun daerah dapat memberikan stimulus berupa penangguhan kredit atau diskon pembayaran bunga kredit serta keringanan pembayaran kebutuhan rutin seperti listrik, air maupun biaya sewa, di tengah tekanan finansial dari ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akhir Maret Arus Mudik dari Pontianak Mulai Naik

Senin, 18 Maret 2024 | 15:00 WIB

Menu ala Timur Tengah di Four Points Balikpapan 

Sabtu, 16 Maret 2024 | 16:10 WIB
X