Penumpang Pesawat Turun 47 Persen, Load Factor Dibatasi, Lion Air Rumahkan Karyawan

- Kamis, 9 Juli 2020 | 14:34 WIB
embukaan kembali transportasi udara tak serta-merta mengerek jumlah penumpang. Angkasa Pura (AP) I mencatat penumpang Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan turun cukup dalam, sekitar 47,3 persen.
embukaan kembali transportasi udara tak serta-merta mengerek jumlah penumpang. Angkasa Pura (AP) I mencatat penumpang Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan turun cukup dalam, sekitar 47,3 persen.

BALIKPAPAN- Pembukaan kembali transportasi udara tak serta-merta mengerek jumlah penumpang. Angkasa Pura (AP) I mencatat penumpang Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan turun cukup dalam, sekitar 47,3 persen. Hingga Juni 2020, total jumlah penumpang hanya sebesar 1,37 juta. Tahun lalu mencapai 2,7 juta. Traffic pesawat juga turun hanya sebesar 17,04 ribu, turun 39,8 persen dari tahun lalu sebesar 28,2 ribu.

Penerapan physical distancing di dalam pesawat disebut-sebut sebagai salah satu penyebab. Apalagi para calon penumpang harus melengkapi diri dengan beberapa dokumen terkait kesehatan diri. Branch Manager Garuda Indonesia cabang Balikpapan Boydike Kussuadiarso mengatakan, load factor saat ini dibatasi karena physical distancing. “Jadi tidak bisa kami paksa untuk full,” ungkapnya, (8/7).

Boydike menerangkan, saat ini Garuda hanya menyediakan 6 seat di business class dan 100 seats di ekonomi dari kapasitas penumpang pesawat sebelumnya sekitar 180-200 seats.

Penurunan penumpang ini turut memaksa manajemen Lion Air Group melakukan pengurangan tenaga kerja Indonesia dan asing. Metode pengurangan berdasarkan masa kontrak kerja berakhir dan tidak diperpanjang. Langkah ini diambil karena Lion Air Group berada di masa sulit dan menantang akibat dampak luar biasa Covid-19 yang mengakibatkan situasi penuh ketidakpastian.

Dikutip dari keterangan resmi, Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, keputusan berat tersebut diambil sebagai strategi mempertahankan kelangsungan bisnis dan perusahaan tetap terjaga, merampingkan operasi perusahaan, mengurangi pengeluaran dan merestrukturisasi organisasi di tengah kondisi operasional penerbangan yang belum kembali normal.

Dalam tindakan proaktif berdasarkan mitigasi guna menjaga kelangsungan dimaksud, pada kondisi pendapatan yang sangat minimal, karena terjadi pembatasan perjalanan dan penghentian sementara operasional penerbangan.

“Sejak mulai beroperasi kembali yang dijalankan secara bertahap, Lion Air Group rata-rata mengoperasikan 10-15 persen dari kapasitas normal sebelumnya, yakni rerata 1.400-1.600 penerbangan per hari,” ungkapnya.

Pada tahun ini, tambah Danang, pandemi Covid-19 menjadikan industri penerbangan mati suri atau tidak beroperasi normal di jaringan domestik dan internasional. Sementara, biaya-biaya yang harus ditanggung tanpa beroperasi masih cukup besar, sehingga menimbulkan kesulitan yang sangat berat.

“Kami telah melakukan pembicaraan bersama mitra-mitra usaha serta melakukan pemotongan penghasilan seluruh manajemen dan karyawan dengan nilai persentase bervariasi, semakin besar penghasilan semakin besar nilai nominal potongannya. Kebijakan tersebut telah mulai dilaksanakan dan diterapkan tahun ini pada Maret, April, Mei, Juni sampai waktu yang belum ditentukan,” bebernya.

Lion Air Group berencana, apabila pada waktu mendatang ketika kondisi perusahaan kembali pulih dan lebih baik secara bisnis, operasional serta pendapatan, maka karyawan yang tidak diperpanjang kontrak kerja akan diprioritaskan untuk memiliki kesempatan kembali bekerja di Lion Air Group.

Saat ini, Lion Air Group mulai beradaptasi dengan era kebiasaan baru saat melakukan perjalanan udara. Danang mengatakan kini setiap penumpang lebih mudah melengkapi pengalaman perjalanan dalam waktu tempuh kurang dari satu jam atau lebih satu jam.

Pihaknya juga terus berinovasi. Penumpang selama di pesawat saat ini tetap bisa terkoneksi dengan jaringan internet melalui wireless inflight entertainment (W-IFE) dari AirFi Indonesia yang dapat dinikmati dari semua ponsel pintar, tablet, laptop dengan operating system (OS) - perangkat lunak sistem yang mengatur sumber daya seperti iOS, Android, Windows, BBM, Linux dan lainnya.

“Ini kami sediakan agar penumpang dapat menikmati perjalanan dengan nyaman dan aman. Layanan hiburan ini dapat dinikmati secara gratis,” pungkasnya. (aji/ndu2/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X