SAMARINDA- Beroperasinya beberapa tempat wisata di Kaltim seiring pelonggaran pembatasan aktivitas belum direspons positif oleh masyarakat. Meski sudah ada kenaikan jumlah kunjungan, namun belum pulih seperti sebelumnya. Tampaknya perlu sosialisasi lebih untuk membangun kesadaran dan kepercayaan dari pelaku usaha pariwisata serta pengunjung.
Dinas Pariwisata Kaltim mencatat pada 2019 jumlah kunjungan wisatawan ke Bumi Etam mencapai lebih dari 7 juta orang. Jumlah tersebut didominasi oleh wisatawan Nusantara. Hanya sekitar 70 ribu wisatawan mancanegara. Tahun ini pihaknya memperkirakan kunjungan tak akan sampai 50 persen dari total kunjungan 2019.
Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Sri Wahyuni mengatakan, pemerintah daerah harus tetap memerhatikan rekomendasi dari tim gugus tugas. Di mana pembukaan tempat wisata harus sesuai standar kesehatan Covid-19.
Pihaknya saat ini mengikuti program dari Kementerian Pariwisata tentang reaktivasi wisata domestik dengan kurun waktu Juni-Desember 2020. Program ini perlu digelorakan kepada masyarakat yang sudah melakukan karantina tiga bulan lalu. Reaktivasi ini menjadi salah satu strategi pemulihan ekonomi nasional.
“Tujuan dari reaktivasi tahap pertama untuk menggerakkan masyarakat Indonesia mulai dari titik terdekat. Utamanya menghidupkan kembali perekonomian sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” jelasnya, Rabu (8/7).
Sri menjelaskan, poinnya secara bersama mendorong orang untuk berwisata di daerah saja pada periode Juni-Juli. Dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan sesuai standar Covid-19. Seperti physical distancing, mencuci tangan dan menggunakan masker. Selanjutnya apabila kondisi terus membaik, maka Agustus tahap kedua wisata domestik antarkota mulai dibuka.
Kemudian antar provinsi pada November mendatang. Untuk memastikan tahapan reaktivasi berjalan baik maka pengawasan dari Dinas Pariwisata bersama gugus Covid-19 maupun pemerintah daerah setempat juga akan memantau penerapannya. Dalam pembukaan destinasi wisata lebih mengedepankan kualitas daripada kuantitasnya.
“Di tengah pandemi target kita menjamin kesehatan, keselamatan dan kebersihan baik destinasi dan pengunjung. Karena itu kami harus menjamin para wisatawan senang berkunjung dan kembali datang lagi di lain kesempatan,” katanya.
Meski begitu, pemerintah tetap melakukan pembatasan pengunjung. Maksimal 50 persen dari daya tampung. “Kita prediksi kunjungan tahun ini akan tergerus 50 persen. Karena antarkota saja Oktober dan November. Kemudian antarprovinsi pada November 2020. Sehingga tahun ini kunjungan masih akan menurun,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)