Amerika Terlalu Dini New Normal, November, Kematian Diprediksi Capai 208 Ribu Jiwa

- Kamis, 9 Juli 2020 | 14:12 WIB
ALAT PELINDUNG: Angka kematian di Amerika Serikat diperkirakan akan terus meningkat jika masyarakat setempat mengabaikan penggunaan masker.
ALAT PELINDUNG: Angka kematian di Amerika Serikat diperkirakan akan terus meningkat jika masyarakat setempat mengabaikan penggunaan masker.

Universitas Washington pada 7 Juli waktu setempat merilis sebuah pemodelan baru. Hasil penelitian itu memproyeksikan bahwa kematian akibat Covid-19 di AS  akan mencapai lebih dari 208.000 jiwa pada 1 November 2020, jika masker tidak digunakan secara luas.

 

WASHINGTON – Pandemi Covid-19 diperkirakan akan mendapatkan momentum baru memasuki musim gugur. Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) yang berada di bawah naungan universitas tersebut juga mengungkapkan, dalam pemodelan itu sebanyak 45.000 jiwa bisa diselamatkan jika 95 persen orang memakai masker.

“AS (Amerika Serikat) belum mengalami akhir sebenarnya dari gelombang pertama pandemi,” kata Direktur IHME Dr Christopher Murray dalam pernyataan sebelumnya, seperti dilansir Antara dari Xinhua dan CNN.

“Ini tidak akan menghindarkan kita dari lonjakan kedua pada musim gugur, yang akan sangat parah di negara-negara bagian yang saat ini mengalami tingkat infeksi yang tinggi,” tambahnya.

Serangkaian situasi yang berhubungan dengan upaya berbagai negara bagian dan kota untuk melakukan pembukaan kembali ke kondisi normal tertentu, ternyata berakibat fatal. “Ini mengakibatkan situasi yang membuat negara itu melaporkan rekor jumlah kasus tertinggi,”kata Anthony Fauci, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS.

Pernyataan tersebut disiarkan langsung bersama dengan Direktur Institut Kesehatan Nasional AS Francis Collins pada Senin (6/7) waktu setempat. Direktur Harvard Global Health Institute Ashish Jha mengatakan, Amerika melakukan pembukaan kembali terlalu dini di beberapa tempat.

“Ada ada banyak pesan simpang siur tentang penggunaan masker dan aturan jaga jarak social. Sehingga, semua itu berkontribusi pada apa yang saya kira sebagai momen berbahaya bagi negara kita,” katanya kepada Fox News.

Pakar tersebut meminta Gedung Putih untuk mengikuti ilmu pengetahuan, mendorong masyarakat untuk mengenakan masker, dan menerapkan jaga jarak sosial. Setelah pelonggaran langkah karantina wilayah atau lockdown di beberapa negara bagian dicabut, AS berjuang lebih keras untuk merespons dampak mematikan yang ditimbulkan Covid-19.

Negara itu melaporkan lebih dari 2,99 juta kasus Covid-19 dengan jumlah kematian lebih dari 131.000. Angka tersebut merujuk data terbaru Universitas Johns Hopkins. Kedua angka itu jauh lebih tinggi dari yang dicatat oleh negara atau kawasan lain mana pun. (ant/jpg/kri)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X