Murid SD Tanpa Gadget Bisa Dikunjungi Guru

- Kamis, 9 Juli 2020 | 11:11 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Pembelajaran diupayakan diubah, agar pembelajaran bisa menyenangkan, suasana lebih hidup. Akan lebih banyak virtual, video call, video pendek, juga video animasi.

BALIKPAPAN--Masih berstatus zona merah, maka pembelajaran daring di Balikpapan tetap berlanjut. Jelang tahun ajaran baru, yang akan dimulai 13 Juli, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan pun telah melakukan bimtek Kurikulum 2013. Kegiatan dengan sistem daring tersebut dilakukan bertahap pada 1-4 Juli kemarin, melibatkan guru SD dan SMP.

Tujuannya melakukan evaluasi dari pembelajaran daring yang telah dilakukan. Dan hasilnya, masih kurang efektif dan kurangnya inovasi, tidak dinamis sehingga pembelajaran terkesan statis.

"Pembelajaran daring kita upayakan diubah, agar pembelajaran bisa menyenangkan, serta suasana lebih hidup. Dalam pelaksanaannya akan lebih banyak virtual, video call secara langsung, video pendek, juga adanya video animasi yang membuat anak tidak bosan," beber Kepala Disdikbud Balikpapan, Muhaimin.

Melanjutkan pembelajaran online, tidak semua anak memiliki gadget. Karena itu, Muhaimin mengatakan, bahwa ia sudah pernah membahas bahwa di dana bantuan operasional sekolah (BOS) reguler, kuota internet yang dipergunakan guru, maupun siswa dari keluarga tidak mampu akan diganti.

"Kami sudah melakukan video conference dengan seluruh kepala sekolah, baik sekolah negeri dan swasta, bila ada anak kita tidak mampu atau tidak memilki alat komunikasi agar dibantu," ujar Muhaimin.

"Sekolah swasta mungkin bisa meminjamkan dan difasilitasi. Sedangkan sekolah negeri, bila tidak bisa meminjamkan atau memfasilitasi, misalnya di SD khusus kelas satu guru bisa mengadakan visitasi (kunjungan) ke rumah siswa," lanjutnya.

Dikatakan, ada empat tahapan dalam pembelajaran daring, yang pertama ialah daring murni. Kedua, bila situasi memungkinkan pembelajaran daring dikombinasikan dengan tatap muka. Ia mencontohkan, bila lima hari sekolah, maka empat hari dilakukan daring dan satu hari tatap muka. Pastinya dengan protokol kesehatan. Atau jika keadaan sudah lebih baik lagi maka tiga hari daring, dua harinya dilakukan pembelajaran tatap muka.

Tahapan ketiga, melakukan kombinasi daring, tatap muka dengan pengurangan jumlah siswa yang hadir. Atau dibagi dalam beberapa kelas. Dan yang keempat, kombinasi daring, tatap muka, pembagian kelas juga dilakukan pengurangan waktu belajar.

"Bisa juga dalam sehari ada dua sesi, yakni pagi dan siang hari. Disesuaikan situasi kondisi dan kedua, harus sesuai izin dari gugus tugas, tapi semua rencana itu sudah kami sampaikan," ujarnya.

Sesuai dengan keputusan pusat dan menteri, bahwa di daerah dengan status zona merah tidak ada dilakukan pembelajaran tatap muka. Untuk penyesuaian kurikulum masih menunggu surat edaran dari pusat. "Tahun ajaran baru nanti bila tidak ada perubahan surat edaran maka kita akan melaksanakan sesuai tahapan opsi yang kita bikin. Namun, bila ada surat edaran kembali tentu harus diikuti dan sesuaikan dengan situasi di masing-masing daerah," tutupnya. (lil/ms/k15) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X