Kota Taman siap menerapkan model pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sayangnya, masih ada siswa yang tidak memiliki smarthphone hingga kuota internet karena kondisi orangtua yang tak mampu.
BONTANG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang memastikan pembukaan tahun akademik 2020 dengan model pembelajaran jarak jauh (PJJ) seutuhnya. Menyusul posisi Bontang yang belum lepas dari kejadian luar biasa (KLB) Pandemi Covid-19.
Kabid Pendidikan Dasar Disdikbud Bontang, Saparuddin menjelaskan, sejatinya sekolah di Bontang tidak kaget bila permulaan tahun ajaran baru menerapkan model PJJ. Sebab, sejak pertengahan Maret lalu pun model ini sudah diterapkan. "Sudah 3 bulan kan PJJ. Memang ada kendala, tapi perlahan sudah kami benahi," ujar Saparuddin, Selasa (7/7).
Dia mengatakan, persoalan utama sekolah dalam penerapan PJJ ialah beberapa murid tidak memiliki smartphone. Hingga orangtua membatasi kuota internet untuk meminimalisasi pengeluaran. Kalau untuk ponsel, beberapa sekolah mengakali dengan membawakan tugas langsung ke kediaman siswa.
“Sementara soal kuota internet, memang ada rencana penggunaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Tapi masih dikaji,” ujar Saparuddin.
Lebih jauh, ada usulan agar sekolah dibolehkan menggelar pembelajaran langsung di kelas. Mengingat di Bontang saat ini tidak memiliki pasien Covid-19. Bisa dengan menerapkan sistem sif. Atau 50 persen penghuni kelas masuk, sisanya bakal masuk di sif selanjutnya.
“Tapi Disdikbud tak memiliki otoritas menentukan boleh tidaknya pembelajaran digelar di kelas. Seluruh keputusan berada di tangan ketua Gugus Tugas Covid-19 Bontang,” ungkapnya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memang meminta hanya daerah zona hijau yang menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap langsung. Namun seluruh keputusan kembali pada masing-masing kepala daerah.
Yang kini dikaji Disdikbud Bontang ialah, kemungkinan menggelar orientasi tatap langsung di sekolah. Ini dinilai penting, agar murid baru, khususnya sekolah dasar (SD) mengenal teman satu angkatannya. Sekolah, guru, dan wali kelasnya.
"Jangan sampai murid-murid enggak kenal gurunya, begitu pula sebaliknya, " ujar Saparuddin. (*/ak/rdh/k15)