Ketika Mi dan Kopi Begitu Mewahnya

- Kamis, 9 Juli 2020 | 10:33 WIB

Faroq Zamzami

(Pemimpin Redaksi Kaltim Post)

 

INI tulisan kedua. Dengan tema sama. Pertama dibuat pertengahan tahun lalu. Namun, tak saya publikasikan sebagai catatan di harian ini. Saat itu tulisan hanya dibagi ke sejumlah grup WhatsApp (WA). Grup WA rekan kerja. Komunitas wartawan. Hingga alumnus kampus.

Dari model sebaran begitu, catatan itu sempat dipublikasikan Balikpapan Pos (Kaltim Post Group). Tulisan itu tentang berbagi pengalaman. Terkait penyakit yang saya derita. Yang peluangnya besar dialami rekan seprofesi. Atau yang punya pola kerja mirip-mirip dengan kami; jurnalis. Tapi itu bukan menggeneralisasi. Itu hanya soal menghindari potensi terkena.

Karena ini tulisan tentang pengalaman, jadi silakan artikan sendiri. Apakah tulisan ini terlalu menggurui. Atau bagian dari berbagi. Atau lagi, ini tentang perbincangan hangat antar-dua kawan yang saling menasihati, ditemani kopi hitam dan mi instan di warung kopi tengah kota selepas isya.

Berbincang santai penuh tawa dan hinaan ala sahabat kental. Namun, bermakna dan berkesan. Menempel kuat di kepala. Kemudian bisa saling diterima dengan sangat baik. Dijadikan rujukan. Diingat-ingat sebagai pelajaran dari pengalaman kawan. Agar tak terjadi pada diri.

Atau malah menguap. Tak bermakna. Terbang ke angkasa luas tanpa tujuan. Memuai bersama senjanya anak-anak indie. Atau juga malah berakhir di bak sampah, bertemu tumpukan kertas bekas nasi bungkus dan gelas plastik air mineral. Jadi entah. Silakan memaknai. Bebas.

Akhir bulan ini sudah Lebaran Haji saja. Bagi saya terasa begitu cepat. Nyaris setahun berarti. Tahun lalu, saya berlebaran di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB). Lemah tak berdaya. Ditemani istri dan mama. Pertama kalinya berlebaran kurban di rumah sakit bukan di rumah bersama keluarga.

Asli, sangat tidak nyaman. Jadi, jangan sampai sakit pada hari-hari besar. Terkulai di atas ranjang. Dipeluk selimut hijau. Tangan kanan dicumbu hangat selang infus. Yang nyaris tiap satu jam harus buang air besar. Sehari tiga kali minum enam hingga tujuh jenis obat. Belum lagi sejumlah suntikan rutin. Bisa dua kali sehari. Disuntik antibiotik dan obat lambung lewat selang infus.

Saat itu sekitar dua minggu saya dirawat. Berat badan sampai turun drastis. Hilang 12 kilogram hanya dalam setengah purnama. Dengan tinggi 175 sentimeter, berat badan saya saat itu “Cuma” 63 kilogram. Yang sebelumnya sekitar 75 kilogram. Ternyata itu bukan opname yang terakhir atas penyakit tersebut. Itu adalah opname ketiga. Dua opname sebelumnya, masing-masing tiga dan empat hari di RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.

Dan Maret lalu penyakit saya kambuh. Kembali harus menyapa RSPB. Diobati dengan metode serupa. Bertemu dokter yang sama. Yang selalu ramah kepada pasien. Dokter Rudy Mokodompit, namanya.

Saat itu kondisi saya lebih parah. Sampai harus transfusi darah. Dua kantong. Total 17 hari opname. Sepertinya ada salah makan. Dan itu adalah opname yang keempat. Dan ternyata, itu juga bukan yang terakhir. Saya harus masuk rumah sakit untuk kelima kalinya. Dalam tahun ini. Pertengahan Juni tadi. Selama satu minggu. Mudah-mudahan itu yang terakhir. Amin.

Selain rangkaian opname, berobat jalan, juga harus menjalani dua kali kolonoskopi untuk melihat kondisi usus. Juga CT-scan. Melihat organ dalam tubuh. Dari kolonoskopi terlihat, usus saya dipenuhi banyak “luka”. Mirip sariawan kecil-kecil yang menyebar di dinding-dinding usus besar. Dari CT-scan selain “mendukung” hasil kolonoskopi, juga diketahui liver saya membesar.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X