TOKYO–Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya air. Kesaksian itu dipaparkan oleh Hirokazu Kosaki (75), sopir bus asal Ashikita kepada Jiji Press. Dia beruntung karena berhasil dievakuasi dari banjir yang melanda Prefektur Kumamoto, Pulau Kyushu, Jepang.
Puluhan orang lain masih terjebak di rumah masing-masing. Tim penyelamat tidak bisa berbuat banyak. Penyelamatan tertunda karena cuaca terus memburuk. Jalan darat tidak mungkin dilalui, semua terendam air.
Diperkirakan sudah 50 orang yang kehilangan nyawa akibat banjir dan longsor yang terjadi sejak Sabtu pagi (4/7) itu. Sebanyak 13 lainnya dilaporkan hilang.
“Karena hujan deras, kami terpaksa membatalkan beberapa penerbangan helikopter darurat ke zona bencana,” terang Tsubasa Miyamoto, pejabat manajemen bencana Kumamoto, seperti dikutip Agence France-Presse.
Dia tidak bisa berbuat banyak meski banyak telepon masuk untuk meminta bantuan. Evakuasi penduduk juga tidak mudah. Sebab, masih ada pandemi Covid-19. Tiap orang diberi jarak dengan orang lainnya.
Beberapa orang akhirnya memilih tidur di mobil karena takut tertular jika berada di ruang tertutup bersama orang lain. Senin (6/7), Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan status level 5 untuk hujan deras di wilayah Nagasaki, Saga, dan Fukuoka.
Itu adalah peringatan tertinggi di Jepang. Mereka meminta penduduk untuk waspada. “Saya turut berdukacita sedalam-dalamnya untuk mereka yang berpulang karena hujan deras itu,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga.
Dia menambahkan, ada 40 ribu anggota pasukan pertahanan darat Jepang yang diterjunkan untuk membantu evakuasi dan pencarian. (jpg/kri/k8)