SANGATTA–Belum jelasnya penyelesaian causeway di Pelabuhan Kudungga, Sangatta Utara, membuat lokasi menjadi karut-marut. Kawasan pelabuhan yang seharusnya dijaga ketat, seakan terbengkalai. Bahkan, banyak warung non-permanen menjamur di daerah tersebut.
Diperkirakan ada puluhan bangunan berjenis warung mengelilingi area tersebut. Meski hanya empat warung yang aktif berjualan, namun pembangunan menyerupai pondok warung kian bertambah.
Tidak hanya itu, pelabuhan yang dikenal Pelabuhan Kenyamukan itu kerap menjadi lokasi memancing dan sarana berlibur alternatif masyarakat setempat. Padahal, kegiatan itu sebenarnya sudah dilarang dinas terkait. Imbauan itu gencar 2019 lalu. Memasuki 2020, sudah tidak terlihat spanduk larangan. Sehingga, masyarakat leluasa beraktivitas di area tersebut. Rodi, masyarakat yang sedang memancing, menuturkan area ini sangat strategis untuk melakukan kegiatannya. Sebab, banyaknya hasil tangkapan membuat warga menjadi betah.
"Di sini (Pelabuhan Kenyamukan) bebas, mancing murah, tanpa perlu menyewa kapal bisa dapat ikan besar," ungkapnya.
Saat ditanya perihal larangan berkegiatan di kawasan tersebut, dirinya tidak mengetahui aturan yang berlaku. Bagi dia, selama tidak ada teguran dari instansi yang bersangkutan, ia tetap berkegiatan biasa. "Tidak ada larangan kok, mana ada pemberitahuan. Mancing aja, dari pada saya nongkrong di luar nanti kena virus corona," ungkapnya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kutim Irawansyah menyebut telah menyediakan Rp 5 miliar dari APBD untuk digelontorkan sebagai upaya menyelesaikan causeway Kudungga. "Causeway belum selesai, masih terkatung-katung, APBN katanya ada, tapi ternyata belum ada. Mau kita yang kerjakan tapi terhalang aturan," ujarnya.
Kerusakan causeway menjadi perhatian pihaknya. Jika hibah tersebut telah mendapat titik terang, dia menyebut siap menyelesaikannya. "Bisa aja nanti dari dana APBD atau CSR. Mudahan 2021 ada aturan jelas," harapnya.
Sejauh ini, Pemkab Kutim sedang melakukan tahap audiensi ke Kementerian Perhubungan. Dia berupaya agar waktu-waktu yang akan datang gaungnya lebih terdengar. "Mudahan yang audiensi ada percepatan, kalau mau dilanjutkan oleh pusat silakan, dana bisa ditarik dan alihkan ke program lain. Tapi kalau memang kami yang selesaikan, ya kami yang lanjutkan," kunci Irawan. (*/la/dra/k8)