SAMARINDA–Tabuh genderang perang kembali digaungkan terhadap pelaku kejahatan. Setelah berbulan-bulan berkutat dengan penanganan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), jajaran Unit Jatanras Satreskrim Polresta Samarinda kembali “memanaskan mesin”.
Sederet aksi kriminalitas di Kota Tepian terjadi. Enggan disebut aparat tengah “tertidur”, tim khusus di bawah pimpinan Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Yuliansyah kembali meringkus para pelaku kejahatan. “Kerugian para korban tak sedikit. Tapi kami berdasarkan laporan yang diterima,” ungkap perwira melati satu di pundak itu.
Konferensi pers kemarin (6/7), Yuli, sapaan akrab Yuliansyah, menyebut ada sindikat yang selama ini diburu. “Mereka (pelaku) sebagian yang mendapatkan program asimilasi dari pemerintah, tapi kembali berulah,” sambung mantan perwira bertubuh tinggi itu.
Dijelaskan polisi, Aduhi (41) bersama Putra (27) dan Ridwan adalah sindikat penjahat jalanan. “Mereka jelas saling kenal. Sebenarnya ada satu orang yang mengatur mereka, dan masih kabur saat dibekuk di Jalan M Said, Samarinda,” ungkap Yuli.
Aksi mereka tergolong cepat. “Kurang dari semenit, jadi tidak mungkin dibilang pemain baru,” tambahnya. Modus mereka adalah pecah ban. Ketiganya selalu mengikuti sejak calon korbannya keluar dari bank atau tempat transaksi keuangan lainnya.
Biasanya, para pelaku kerap membuntuti calon korbannya terlebih dahulu. “Salah satu dari mereka itu yang nanti menaruh paku atau sejenis benda tajam yang membuat ban kempis,” ungkapnya.
Setelah mobil berhenti, dan korban melihat ban, pelaku lain langsung memecahkan kaca mobil dengan busi. “Jadi bagi pengguna mobil atau kendaraan lain, sebelum meninggalkan bank atau mesin ATM, pastikan dulu aman. Kalau perlu libatkan polisi dalam pengawalan,” tambahnya.
Aksi yang terakhir membuat polisi memburu Aduhi cs adalah pecah kaca di Jalan Basuki Rahmat, Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota. “Yang diakui para pelaku awalnya tak banyak, setelah diperiksa, pengakuan mereka mencapai 22 lokasi,” ujar eks kapolsek Samarinda Kota itu.
Rata-rata dengan modus korban menarik dan merampas. Sebagian kalung, cincin, kalung, gelang, hingga perhiasan lainnya diperoleh polisi sebagai barang bukti. Perbuatan terakhir terekam closed circuit television (CCTV) di Jalan Pahlawan, sampai korbannya terseret.
Selain itu, aksi di Jalan Ahmad Dahlan, kerugiannya berupa gelang emas, liontin bercampur berlian. Jika ditotal, kerugian para korban ditaksir mencapai Rp 500 juta. “Belum lagi barang berharga, seperti handphone atau laptop,” jelasnya.
Tindak kejahatan lainnya adalah meringkus Budianto (38), pelaku pencurian kendaraan bermotor yang sudah merambah hampir seluruh titik di ibu kota Kaltim. “Kalau yang khusus curanmor itu main sendiri, jual sendiri, dan ada alat angkutnya juga sendiri,” tegas Yuli.
Dari rilis di halaman Polresta Samarinda kemarin, 19 motor hasil jarahan tangan Budianto dihadirkan. Polisi meringkus pelaku sekaligus mengamankan Toyota Avanza KT 1302 NT yang sudah dimodifikasi, dihilangkan tempat duduk tengahnya agar menampung roda dua curian.
Belasan motor yang dihadirkan, disebut Yuli, didapat menggunakan kunci T. Ada pula yang kuncinya tertinggal di kontak, sehingga mudah bagi Budianto menjalankan aksinya.
Diwawancarai terpisah, Budianto menyebut, mobil yang digunakan untuk sarana angkut keluar Samarinda merupakan hasil menjual motor-motor curian. “Ya, untuk makan saja duit sisanya,” akunya. Rata-rata, motor curian yang berhasil digasaknya dijual berkisar Rp 1–3 juta per unit. Alat yang digunakan Budi, disebutnya diperoleh dari rekannya. Namun, Budianto tidak mencuri sembarangan. “Bergantung request, jadi dicarikan,” ucapnya.