Daerah Aman Covid-19 Terus Bertambah

- Selasa, 7 Juli 2020 | 13:11 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA– Meskipun data menunjukkan pertumbuhan kasus positif yang terus menanjak di beberapa daerah, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC-19) menyatakan bahwa zona aman dan tidak terdampak Covid-19 di seluruh Indonesia terus bertambah.

Tim Komunikasi Publik GTPPC-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan bahwa dinamika perubahan zonasi berdasarkan tingkat risiko sangat dipengaruhi berbagai indikator. Gugus Tugas Nasional menetapkan pemetaan zonasi dengan warna hijau, kuning, oranye dan merah.

Ia mengatakan, minggu lalu pada akhir Juni terdapat 53 kabupaten/kota dengan risiko kenaikan kasus yang tinggi. Ditambah dengan berisiko sedang berjumlah 177 kabupaten/kota dan berisiko rendah 185 kabupaten/kota dengan risiko rendah. Diimbangi dengan 99 kabupaten/kota tidak terdampak atau tidak ada kasus baru.

Data gugus tugas mencatat perubahan peta zonasi risiko rendah dan tidak terdampak bertambah per akhir bulan lalu. Jumlah wilayah zonasi resiko rendah dan tidak terdampak pada 31 Mei 2020 berjumlah 46,7 persen dari total kabupaten/kota yang terdampak di tanah air.

Sementara per 28 Juni 2020, zona hijau ini bertambah menjadi 55,3 persen. ”Ini merupakan kabar baik dalam penanganan COVID-19 di tanah air,” kata Reisa kemarin (6/7)

Namun Reisa mengingatkan bahwa angka-angka itu dapat berubah dan data terkini akan diumumkan oleh Tim Pakar Gugus Tugas Nasional setiap minggunya. Kategorisasi warna tersebut mewakili pencapaian indikator epidemiologi, dan data kesehatan masyarakat.

Warna hijau menunjukkan wilayah tanpa penularan COVID-19, sedangkan warna lain menunjukkan tingkat risiko penularan sedang hingga tinggi. “Namun mesti diingat, perubahan atau dinamika zonasi kabupaten-kota sangat tinggi. Bisa saja sebuah wilayah berpindah dari zona risiko rendah menjadi zona risiko tinggi. Biasanya, apabila ada yang tidak lagi disiplin menerapkan protokol kesehatan,” katanya.

Menurutnya Reisa, ada tiga langkah kunci untuk menuju zona aman COVID-19. Yang paling penting adalah komitmen dari Pemerintah Daerah (Pemda) untuk melakukan pengawasan dan kontrol ketat pada wilayahnya. Yang kedua adalah kedisiplinan seluruh anggota masyarakat. ”Mulai dari para tokoh agama dan budaya, akademisi, dunia usaha, serta media massa,” jelasnya.

Yang ketiga kata Reisa harus ada visi bersama bahwa daerah yang lebih sehat akan membuat masyarakat lebih produktif. Kemudian wilayah tersebut akan jauh lebih kompetitif. Baik dari sisi kualitas sumber daya manusia, maupun dari sisi persepsi positif citra daerah tersebut. ”Keberhasilan visi bersama ini hanya dapat diraih melalui gotong royong,” jelasnya.

Sementara itu, penularan virus SARS-CoV-2 masih terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Gugus Tugas Nasional mencatat lebih dari seribu kasus baru per hari Senin (6/7). Upaya disiplin warga untuk menerapkan protokol kesehatan sangat dibutuhkan dalam memutus mata rantai penularan.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan bahwa disiplin menjadi indikasi terhadap dampak terjadinya kasus penularan. Ia menyampaikan bahwa disiplin untuk mematuhi protol kesehatan harus dikuatkan oleh semua pihak.

“Kita sudah waktunya untuk saling mengingatkan, sudah waktunya untuk berupaya saling melindungi agar, pemutusan rantai ini bisa dilaksanakan dengan efektif. Patuhi protokol kesehatan. Ikuti berita tentang COVID-19 ini dengan saluran-saluran yang benar,” kata Yuri kemarin.

Yuri menyebut, berdasarkan data, sebagian provinsi bahkan mungkin di sebagian kota di Indonesia, kurva kasus positif masih terus bergerak menjadi semakin banyak. Hanya dengan penguatan disiplin protokol kesehatan, Yurianto meyakini penularan COVID-19 dapat lebih terkendali dengan cepat. “Kita sudah membuktikan di banyak provinsi bahwa, banyak yang sudah terkendali,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Yurianto mengingatkan bahwa kemungkinan masih ada kasus positif yang belum teridentifikasi dan berada di tengah masyarakat. Penerapan protokol kesehatan menjadi kunci untuk menjawab kemungkinan yang paling benar agar tidak tertular.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X