Citra Niaga yang Menanti “Sentuhan” Pemerintah

- Selasa, 7 Juli 2020 | 13:02 WIB
Salah satu sudut kawasan Citra Niaga. RAMA S
Salah satu sudut kawasan Citra Niaga. RAMA S

BERANJAK sore, kawasan Citra Niaga semakin ramai. Hilir mudik manusia berdatangan. Namun, petak suvenir milik Warsono masih sepi. Begitu juga petak miliknya yang lain. “Ramai memang, tapi ramai orangnya saja. Pendapatan tidak berpengaruh,” ujarnya saat ditemui, Kamis (2/7) lalu.

Hal serupa dialami Budi, rekan sesama pedagang suvenir. Ketika awal-awal Citra Niaga mulai ramai orang, dia berharap, dagangannya juga laku. Namun disadari beda segmen. Lebih banyak anak muda untuk nongkrong. Sedangkan sebagian besar pembeli suvenir adalah orang luar daerah.

Mereka pun menyampaikan keluh yang sama. Sebagai pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pariwisata, dampak pandemi adalah hantaman keras. “Hampir 100 persen. Tidak ada pemasukan. Kasihan,” ungkap Warsono.

Kualifikasi pembeli suvenir yang merupakan orang luar daerah tak terpenuhi. Sebab, protokol kesehatan yang berkaitan dengan kunjungan luar kota apalagi pulau cukup ketat. Tersimpan harapan besar ketika ramainya kawasan berdagang. “Yang pengaruh pendapatannya ya rata-rata yang jual makanan minuman. Lagian yang beli ini kan orang luar, mereka yang datang orang Samarinda semua,” sebut Warsono.

“Ada dan tidak ada mereka (usaha kafe) tidak ada pengaruh. Tetap kami ya begini,” sebut Budi. Kecuali ada event daerah yang mendatangkan wisatawan. Terlihat penjualan meningkat.

Baik Warsono dan Budi merupakan pedagang lama. Berjualan sejak 1984. Sebelum kawasan Citra Niaga dibangun seperti sekarang. Dulunya mereka adalah pedagang kaki lima. Hingga akhirnya mendapat jatah petak. Diceritakan jika mereka ingin ada perhatian agar usaha mereka tetap hidup. Seperti diungkapkan Warsono jika mereka ingin ada peningkatan daya tarik wisata. Misal adanya kesenian daerah rutin.

“Sehingga orang tahu di sini ada berbagai kesenian daerah. Kemudian, mereka jadi lebih paham dan mencintai kedaerahan itu,” jelas Warsono. “Saya bicara begini bukan atas nama pribadi, tapi atas nama masyarakat di sini,” lanjut pria yang juga menjabat wakil Koperasi Citra Niaga itu.

Mengenai biaya retribusi, Warsono menyebut Rp 3 ribu untuk petak ukuran 3x2 meter. Sedangkan Rp 3,5 ribu untuk 3x3 meter. Retribusi harian ini ditarik oleh pengelola. Untuk keamanan, iuran masing-masing petak atau kios membayar wakar. “Itu saja yang ditarik. Kalau mau pengamanan tambahan ya iuran tiap orang di sini,” kata Warsono.

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Samarinda I Gusti Ayu Sulistiani mengatakan terkejut dengan suasana Citra Niaga sekarang. “Intinya bagus. Sekarang mulai hidup. Jangan sampai begitu sudah ramai malah jadi kumuh,” ujarnya.

“Saya sudah berbicara dengan Pak Suardi yang mengawasi dari Dinas Perdagangan. Penataan dari mereka, destinasi dari kami,” kata dia. Adalah hal positif dengan kehadiran kafe besutan anak muda.

Dikonfirmasi Rabu (1/7) lalu, Ayu sedang melakukan survei ke Citra Niaga. Melihat langsung situasi. Ke depannya dia mengatakan sedang merancang atau melihat lagi bagaimana pola dan potensi.

“Kafe sudah bermunculan kan. Jadi jangan sampai tidak terkendali. Pasti banyak yang pengin buka usaha di sini kan? Jadi nanti bagaimana agar terkendali. Karena kami tidak sendiri, rencana dalam waktu dekat akan rapat dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Perdagangan, Perhubungan dan organisasi pimpinan daerah (OPD) terkait lah. Bagaimana arahnya ini,” papar dia.

Dia melihat hal itu sebagai potensi bagus. Bagaimana Citra Niaga di bawah naungan destinasi wisata Dispar. Harapannya tentu dapat menstimulus orang untuk lebih banyak berdatangan. Berdampak pula wisata daerah. (rdm/ndu/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X