Berharap Jalan Tol Dongkrak Ekonomi Daerah

- Selasa, 7 Juli 2020 | 12:38 WIB
Tol Balikpapan-Samarinda.
Tol Balikpapan-Samarinda.

Meski sempat mengalami pro dan kontra masalah tarif, jalan tol Samarinda-Balikpapan diyakini tetap memberi multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

 

BALIKPAPAN – Penerapan tarif di jalan tol Balikpapan-Samarinda beberapa waktu lalu berdampak pada penurunan jumlah pengguna. Bahkan penurunannya sempat berada pada kisaran 40 persen. Namun, hadirnya jalan tol ini tetap diyakini akan mendorong pertumbuhan pada berbagai sektor ekonomi di Bumi Etam. Karena konektivitas antardaerah semakin baik dan mendorong investor untuk hadir.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, konektivitas infrastruktur akan mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Karena di situ akan hadir pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.

“Kalau pusat-pusat ekonominya tumbuh, jalan itu akan memberi multiplier effect. Ekonomi-ekonomi lainnya juga akan tumbuh. Banyak sumber-sumber pertumbuhan yang bisa di-push, yang paling gampang pariwisata,” ungkapnya, (6/7).

Menurut Tutuk, apabila di suatu daerah ada potensi pariwisata tapi ada hambatan infrastruktur biasanya begitu ada infrastruktur akan langsung banyak orang ke sana. "Karena kan lebih mudah, muncul lah di sana hotel, rumah makan dan lainnya. Mulai muncullah pertumbuhan ekonomi baru," imbuhnya.

Apalagi, di Kaltim infrastruktur selama ini jadi penghambat sektor ekonomi berkembang. Ditambahkan Tutuk, jika berkembang tentu investasi akan lebih lancar masuk dan masyarakat bisa menikmati harga asset properti lebih baik lagi. Demikian pula tenaga kerja yang terserap akan semakin besar. Semuanya saling berkaitan sehingga ekonomi akan berkembang lebih jauh.

Dari sisi pengusaha, jalan tol bisa menurunkan biaya transportasi. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan daya saing produk. Harga-harga produk yang dijual ke konsumen (inflasi) juga harusnya bisa lebih stabil dan rendah.

“Nah, kuncinya memang harus di harga penggunaan jasa tolnya. Harganya harus bersahabat dengan masyarakat dan pebisnis. Harus masuk hitung-hitungan pebisnis. Bagi pebisnis, dengan harga yang layak mereka akan menggunakan tol. Kalau tidak, para pebisnis akan masih menggunakan jalan biasa (non tol) jadi dampak ke ekonomi kurang optimal,” ungkapnya.

Optimalisasi penggunaan jalan tol juga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas secara umum. Titik-titik kemacetan yang biasa terjadi di luar tol akan semakin berkurang dan lainnya. Hanya, tentu saja hal itu butuh waktu. Karena dampak tol ini tidak akan sama dengan di Jawa yang jumlah penduduknya lebih banyak sehingga pertumbuhan ekonomi baru lebih cepat.

Selain itu, ada beberapa faktor lain. Salah satunya investor. “Infrastruktur itu butuh waktu ya, tergantung swastanya juga. Di Jawa percepatan pertumbuhan ekonomi barunya cepat karena jumlah penduduknya banyak,” ujarnya.

Diketahui, setelah memasuki masa uji coba tanpa tarif selama 6 bulan, akhirnya Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) seksi 2, 3 dan 4 (Samboja-simpang Jembatan Mahkota 2) resmi memberlakukan tarif pada 14 Juni 2020 lalu. Namun sejak diberlakukannya tarif, ada masyarakat yang mengelukan mahalnya tarif jalan bebas hambatan sepanjang 97,99 km tersebut.

Adapun harga tol Balikpapan-Samarinda untuk kendaraan golongan I (sedan, jip, pikap, dan bus) dari Samboja menuju Simpang Pasir sebesar Rp 75.500 dan simpang Jembatan Mahkota II Rp 83.500. Begitu juga arah sebaliknya. Jenis kendaraan golongan II dan III (truk dengan 2 dan 3 gandar) dari Samboja menuju Simpang Pasir Rp 113.000 dan simpang Jembatan Mahkota II Rp 125.500.

Sementara jenis kendaraan golongan IV dan V (truk dengan 4 dan 5 gandar atau lebih) dari Samboja menuju Simpang Pasir Rp 151.000 dan simpang Jembatan Mahkota II Rp 167.500. Begitu juga arah sebaliknya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X