PENAJAM-Kasus melahirkan di ruang isolasi kemungkinan kembali terjadi di Penajam Paser Utara (PPU). Kemarin ada satu orang terkonfirmasi reaktif saat rapid test. Merupakan ibu hamil asal Kelurahan Petung, Kecamatan Penajam.
Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 dr Arnold Wayong mengatakan, data tim gugus tugas mencatat ada penambahan satu orang dalam pemantauan (ODP) kemarin. Sehingga total kasus ODP menjadi 30 orang. "Saat ini ibu hamil itu sudah di rumah sakit. Jadi kebijakan ada di mereka. Yang menentukan dokter ahli kebidanan dan dokter ahli parunya," papar Arnold.
Sementara itu, dikonfirmasi Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Ratu Aji Putri Botung Lukasiwan, masih melakukan konfirmasi terkait hasil rapid test reaktif ke ruang isolasi. Yang jelas sudah ketentuan untuk mendapatkan penanganan proses kelahiran, pasien perlu melakukan rapid test.
Hasil dari uji antibodi tersebut menjadi rekomendasi terhadap penanganan untuk proses kelahiran. Namun, untuk perlakuan dipastikan berbeda. Bagi pasien non-reaktif berdasarkan rapid test, proses kelahiran akan ditangani secara biasa dan sebagaimana mestinya.
Sementara untuk pasien terkonfirmasi reaktif, bakal langsung ditangani secara ekstra. Bahkan proses melahirkan dilakukan di ruang isolasi. Di RSUD sudah ada tiga pasien yang ditangani secara ekstra. Dengan bantuan bidan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) level 3.
Pelindung diri level maksimal itu di antaranya penutup kepala, pengaman muka, pengaman mata atau google, masker N95, cover all, sarung tangan bedah, dan sepatu boots anti air. "Dari tiga yang ditangani di ruang isolasi, satu orang terkonfirmasi positif corona, yaitu pasien PPU 15. Sementara yang lainnya negatif," imbuhnya.
Ditegaskan, penanganan terhadap ibu yang reaktif rapid test tersebut tidak akan berbeda. Kemungkinan besar menjalani proses lahiran di ruang isolasi. "Besok akan kami informasi detailnya. Yang jelas kalau memang reaktif, ditangani dengan pengamanan maksimal," ujar pria berkacamata itu. (asp/far/k16)