SANGATTA-Pemilihan kepala daerah Kutim akan digelar Desember mendatang. Namun, enam bulan jelang pemungutan suara, masalah pendataan jumlah penduduk belum klir. Pelaksana Tugas Kadisdukcapil Kutim Heldy Prianda mengatakan, pihaknya sedang berupaya menyelesaikan pendataan penduduk secepatnya. Sementara ini, Disdukcapil Kutim masih menggunakan data tahun lalu.
“Kami masih terkendala Covid-19 dan anggaran. Apalagi ada instruksi social distancing,” ujarnya. Menurut dia, data tersebut berbeda dengan daftar pemilih tetap (DPT) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebab, KPU daerah selalu mengambil DPT dari KPU pusat. Sedangkan data milik Disdukcapil sebagai pendukung data tersebut. “Semoga data kami bisa terserap untuk proses pilkada,” harap dia.
Sejauh ini, jumlah penduduk Kutim mencapai 422.905 jiwa. Sementara data penduduk yang memiliki KTP dan wajib KTP mencapai 230 ribu jiwa. “Ini yang akan kami serahkan kepada KPU sebagai data warga yang bisa memilih,” jelasnya. Tahun lalu, lanjut dia, jemput bola pendataan kependudukan juga sudah dilakukan. Mengingat, tidak sedikit pendatang yang datang dan bekerja di perusahaan hingga pedalaman. Hanya, tahun ini pihaknya belum bisa melakukan hal tersebut. Sebab, segala aktivitas terhalang oleh pandemi virus corona.
“Kalau sudah normal jemput bola akan dimulai. Pelan-pelan akan kami penuhi,” katanya. Dia tidak menampik, beberapa tahun belakangan pendatang yang masuk ke Kutim tidak sedikit. Bahkan, cukup aktif dalam melaporkan proses pindah datangnya. Per tahun jumlah pendatang bisa mencapai 6 ribu jiwa. “Beberapa bulan ini belum ada yang masuk. Justru banyak yang mengurus perpindahan ke luar (Kutim),” katanya.
Fenomena itu tak lepas dari beberapa perusahaan di Kutim yang melakukan pemutusan hubungan kerja. “Saya tidak hafal jumlah pastinya data penduduk keluar. Jumlahnya tidak sedikit,” pungkasnya. (dq/riz/k8)
