Dewan Setuju Belajar Masih Daring

- Senin, 6 Juli 2020 | 12:34 WIB
ilustrasi
ilustrasi

BALIKPAPAN – Beberapa waktu lalu, Kemendikbud telah memutuskan Tahun Ajaran 2020/2021 tetap akan berjalan mulai Juli. Namun, hanya daerah yang masuk zona hijau boleh menggelar kegiatan belajar mengajar di sekolah kembali. Sementara zona merah harus belajar via daring.

Dengan status zona yang dimiliki Balikpapan, siswa masih menggunakan metode pembelajaran jarak jauh. Alias dari rumah untuk mencegah potensi terpapar virus. Hal ini mendapat dukungan penuh dari Komisi IV DPRD Balikpapan yang menaungi bidang pendidikan dan kesejahteraan rakyat.

Wakil Ketua Komisi IV Iwan Wahyudi mengatakan, adanya pandemi membuat masyarakat harus bersabar. Begitu pula siswa, meski tahun ajaran baru akan tiba, tidak bisa memulai pembelajaran di sekolah. Pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

“Jadi masih di rumah saja secara daring. Kami dari Komisi IV juga melakukan diskusi secara internal,” ucapnya. Dia menjelaskan, pihaknya berpendapat kegiatan belajar mengajar sebaiknya masih dari rumah. Artinya sekolah belum bisa menggelar belajar dengan tatap muka langsung.

“Karena ini mempertimbangkan kesehatan. Terutama bagi siswa SD maupun SMP,” imbuhnya. Menurut dia, perlu adanya edukasi kepada masyarakat agar mengerti kondisi tersebut. Dia menghindari jangan sampai sekolah menjadi salah satu media penyebaran Covid-19.

“Apalagi anak SD dan SMP kan belum tentu mengerti secara tertib mengenai cuci tangan,” katanya. Bagaimana disiplin menjalankan protokol kesehatan, dari menggunakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Iwan menyebut, saat ini kondisi pandemi terus berlanjut.

Termasuk pada Juli saat siswa masuk tahun ajaran baru, siswa belum siap kembali ke sekolah. Meski dia mengakui, berdasar evaluasi belajar via daring selama pandemi masih kurang maksimal dibanding belajar langsung di sekolah. Terutama soal pemberian materi dan waktu belajar yang kurang optimal.

“Belajar jarak jauh kurang maksimal. Butuh peranan dari para orangtua,” tuturnya. Orangtua harus memberikan edukasi dan pendampingan kepada anak, waktu belajar juga kurang optimal. Dia berharap, sekolah bisa lebih insentif berkomunikasi dengan orangtua.

Sebab, peranan orangtua sangat penting untuk memberikan edukasi. Caranya guru memberikan informasi materi kepada orangtua. Kemudian dilanjutkan kepada anaknya. “Bagaimana pun efektif tatap muka. Karena keadaannya seperti ini, komunikasi guru dengan orangtua yang bisa jadi solusi,” tutupnya. (gel/kri/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X