Mei, Kinerja Ekspor Merosot 15 Persen

- Minggu, 5 Juli 2020 | 12:15 WIB
SESUAI PREDIKSI: Pada Mei 2020, kinerja ekspor Kaltim merosot tajam seiring menurunnya permintaan batu bara lantaran kegiatan industri di negara pengimpor berhenti.
SESUAI PREDIKSI: Pada Mei 2020, kinerja ekspor Kaltim merosot tajam seiring menurunnya permintaan batu bara lantaran kegiatan industri di negara pengimpor berhenti.

SAMARINDA–Ekonomi Kaltim diproyeksi bakal terkontraksi cukup dalam pada kuartal II tahun ini. Pasalnya, nilai ekspor Kaltim pada Mei lalu turun cukup signifikan. Utamanya disebabkan permintaan impor lapangan usaha pertambangan di negara tujuan. Permintaan yang melambat karena aktivitas industri di negara tujuan yang juga mengalami penurunan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Anggoro Dwitjahyono mengatakan, nilai ekspor Kaltim pada Mei 2020 hanya sebesar USD 0,95 miliar atau mengalami penurunan sebesar 15,44 persen dibandingkan April 2020. Sementara bila dibanding Mei 2019 mengalami penurunan sebesar 32,33 persen.

Adapun total ekspor dari barang migas mencapai USD 103,73 juta, turun 23,41 persen dibanding April 2020. Sementara ekspor barang nonmigas mencapai USD 848,58 juta, turun 14,35 persen dibanding April 2020. “Sehingga secara total, ekspor Kaltim mengalami penurunan yang lebih dalam pada Mei lalu,” ungkapnya, (3/7).

Ditemui terpisah, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, pada Triwulan II 2020 ekonomi Kaltim memang diperkirakan mengalami kontraksi yang dalam seiring penurunan kinerja ekonomi nasional maupun global. Kontraksi pertumbuhan ekonomi Kaltim bersumber dari penurunan ekspor lapangan usaha pertambangan.

“Tak hanya ekspor, kontraksi bersumber dari lapangan usaha industri pengolahan seiring dengan kebijakan penghentian sementara, produksi kilang minyak Balikpapan pada pertengahan April 2020 hingga Mei 2020,” tuturnya.

Seiring dengan kontraksinya ekspor lapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan menyebabkan kinerja ekspor terkontraksi cukup dalam pada triwulan II. Sehingga penurunan ekspor sudah diprediksi pasti terjadi. Kebijakan retriksi impor batu bara di Tiongkok dan harga komoditas global, khususnya batu bara yang sudah diprakirakan turun juga menahan kinerja ekspor. “Penurunan ini akan menjadi risiko penahan pertumbuhan ekonomi Kaltim 2020,” jelasnya.

Menurut dia, sebelum Covid-19, ekonomi Kaltim diprediksi masih tumbuh 3,4 persen, namun akibat pandemi yang menyebabkan ekspor menurun, serta terkendalanya beberapa lapangan usaha Kaltim, pertumbuhan diprediksikan lebih buruk.

Jika kondisi semakin memburuk, diprediksi ekonomi Kaltim terkontraksi pada skenario berat dan sangat berat. Pada skenario berat ekonomi Kaltim diprediksi akan tumbuh negatif di rentang minus 0,55 sampai minus 0,95 persen, sedangkan pada skenario sangat berat ekonomi Kaltim bisa tumbuh negatif lebih dalam di rentang minus 1,27 sampai minus 1,67 persen. (ctr/ndu/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X