Membuka program studi baru di tengah pandemi memiliki tantangan tersendiri. Antusiasme publik menjadi salah satu pertimbangan.
NOFIYATUL CHALIMAH, Samarinda
SELAMA ini, masyarakat Kaltim yang menggantungkan cita-cita menjadi arsitek, biasanya memilih berangkat belajar ke luar Bumi Etam. Tetapi, tahun ini Fakultas Teknik Universitas Mulawarman (FT Unmul) membuka Program Studi (Prodi) Arsitektur.
Dikisahkan Dekan FT Unmul M Dahlan Balfas, ditunjuknya Kaltim sebagai lokasi ibu kota negara (IKN) baru, bukanlah alasan utama prodi tersebut dibuka tahun ini. Sebenarnya, Unmul sudah mengajukan proposal pembukaan prodi ini pada 2012. Namun, karena banyak dinamika, pada 2014 pusat memberikan surat yang bersifat mandatory.
"Jadi, surat mandat ini sebenarnya adalah semacam pemberian-pemberian kepercayaan kepada sebuah perguruan tinggi untuk melaksanakan suatu program studi. Jadi, meskipun sebenarnya kita sudah punya proposal dulu kita ajukan, tetapi mandat ini terbit bukan mengacu ke proposal ini. Jadi, mandat ini terbit karena pada 2014 itu ada beberapa program studi dan dianggap sebagai program studi strategis di wilayah Kalimantan," jelas Dahlan.
Ada enam prodi yang dimandatkan yaitu empat prodi S-1 antara lain geologi, elektro, mesin, dan arsitektur. Kemudian, dua prodi D-3 yaitu survei pemetaan serta petro dan oleo kimia. Begitu keluar mandat itu, ditindaklanjuti dengan memproses surat izin keenam prodi tersebut termasuk arsitektur.
Namun, setelah melakukan penilaian sendiri terhadap kemampuan FT saat itu, tak semua prodi bisa langsung dibuka.
"Waktu itu kan pertimbangannya dianggap sebagai program studi yang strategis di wilayah Kalimantan itu akan dibutuhkan dalam pembangunan jangka panjang dan kita membukanya. Begitu kita menerima mandat ini, kita kan harus melakukan penilaian diri sendiri dulu. Kita melihat ketersediaan sumber daya kemudian fasilitas," terang Dahlan.
Dari berbagai penilaian, saat itu pihaknya memutuskan tak membuka dahulu Prodi Arsitektur. Alasannya, khawatir overload karena sembari membuka prodi lain. Namun, seiring berjalannya waktu, desakan untuk membuka Prodi Arsitektur semakin tinggi.
Berbagai kalangan menilai Unmul sudah memerlukan dan mampu membuka Prodi Arsitektur. Tak terkecuali kalangan profesional seperti ikatan arsitektur. Hingga awal 2020, akhirnya FT menanyakan apakah izin prodi arsitektur yang dikeluarkan pusat pada 2014, masih berlaku. Jawabannya menggembirakan. Pasalnya, izin masih berlaku dan Unmul bisa membuka prodi baru tahun ini.
"Kami menyadari bahwa di era Pak Jokowi ini memang gencar infrastruktur dibangun. Terlepas adanya IKN di Kaltim atau tidak, Kaltim terus melakukan pembangunan dan membutuhkan tenaga arsitek. Apalagi, jika ada IKN di Kaltim, maka kebutuhan akan tinggi. Maka dari itu, kami membuka prodi ini," ujar Dahlan.
Untuk sumber daya manusia (SDM) pengajar, pihaknya pun sudah siap. Tidak perlu mengambil tenaga pengajar baru dari luar. Sebab, Unmul sudah punya empat dosen dengan latar belakang arsitektur. Ditambah dengan dua dosen teknik, mereka akan mengajar para angkatan pertama arsitek dari Unmul.
"Untuk angkatan pertama ini, kami membuka satu kelas yaitu sekitar 40-an anak," kata Dahlan.
Disebut dia, pihaknya memang tak mementingkan kuantitas. Meskipun peminatnya tinggi. Sebab, pihaknya ingin fokus dengan kualitas lulusan-lulusan teknik. Untuk teknik arsitektur ini, Dahlan mengatakan, pihaknya akan menerapkan proses pembelajaran sesuai kebutuhan masa kini.
