Ribut-Ribut Jamur Enoki yang Mengandung Bakteri

- Jumat, 3 Juli 2020 | 13:21 WIB
-
-

Minat konsumen mengonsumsi jamur enoki masih tinggi. Namun, mereka kini beralih ke produk Tiongkok. Bukan lagi memburu produk dari Korea Selatan (Korsel).

 

BARU-baru ini Amerika Serikat, Australia, dan Kanada mengonfirmasi adanya kejadian luar biasa pada Maret hingga April 2020. Akibat warga mengonsumsi jamur enoki asal Korsel yang tercemar bakteri Listeria monocytogenes.

“Kalau jamur enoki yang dari Korea kami memang tidak jual,” tutur Store Manager Food Mart e-Walk Balikpapan SuperBlock (BSB) Setiawan Dwi kepada Kaltim Post, Senin (29/6). Lanjut dia, satu-satunya jamur enoki yang dijual berasal dari Tiongkok. “Kalau yang lagi viral itu dari Korea, GreenCo mereknya, itu enggak ada,” ucapnya sambil menunjukkan kemasan jamur enoki asal Tiongkok yang bermerek Wanchen.

Menurut Dwi, jamur enoki yang diimpor dari Tiongkok telah memiliki surat izin dan hasil uji laboratorium. Jadi, tidak bermasalah dikonsumsi. Soal harga, jamur enoki dari Tiongkok memiliki berat 100 gram dibanderol Rp 10.900.

Meski jamur enoki dari Korsel menuai polemik, dirinya mengakui, penikmat jamur yang dikenal bercita rasa lezat itu tetap ada. Namun, pembelinya bukan dari konsumen pribadi. Melainkan pengusaha kuliner di e-Walk.

Mereka membeli jamur yang populer sebagai campuran sayur pada makanan oriental. Seperti shabu-shabu, tempura, atau sukiyaki. Dari Samarinda, Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim telah memerintahkan pemkab/pemkot melakukan pengawasan terhadap penjualan jamur enoki asal Korsel.

Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, DPTPH Kaltim Fachrudin mengatakan, sejauh ini belum ada laporan bahwa jamur enoki asal Korsel beredar di Kaltim. “Dari pengamatan kami, jamur enoki yang beredar di Kaltim rata-rata berasal dari Tiongkok. Namun, bila memang nanti ada yang menemukan, harapannya bisa ditarik dari peredaran,” ucapnya.

Khusus di Samarinda, pihaknya awal bulan lalu sudah melakukan sampling terhadap beberapa produk pangan dalam kegiatan Pengawasan Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT). Salah satu yang diperiksa juga ada jamur enoki. “Kami masih menunggu hasil laboratorium dari produk tersebut meski yang kami periksa merupakan produk Tiongkok,” ucapnya.

Mengutip dari laman resmi LIPI, peneliti mikrobiologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Iwan Saskiawan mengatakan, pencemaran disebabkan adanya kontaminasi bakteri L monocytogenes saat proses pengepakan jamur enoki atau pada waktu penyimpanan sebelum siap dikonsumsi.

“Bakteri L monocytogenes adalah jenis bakteri patogen yang banyak mencemari produk olahan berbahan dasar susu dan turunannya seperti keju, es krim, dan yoghurt,” ungkap Iwan.

Dirinya menjelaskan, penelitian terkini juga menunjukkan bahwa bakteri itu bisa mengontaminasi pada daging mentah dan sayuran. “Penyakit yang disebabkan oleh bakteri itu disebut dengan listeriosis yang ditandai dengan gejala demam tinggi, sakit kepala, pegal, mual, sakit perut, dan diare,” ujar Iwan.

Lanjut dia, sebagai bakteri patogen atau parasit, Listeria monocytogenes memang berbahaya dan perlu pencegahan secara total untuk menghindari kontaminasi. Pencegahan secara total untuk menghindari kontaminasi bakteri Listeria monocytogenesis pun mungkin sulit dilakukan.

“Namun, melalui pencucian yang sempurna dengan air yang mengalir serta pengolahan melalui pemanasan dan penyimpanan dengan benar, umumnya jamur enoki aman untuk dikonsumsi karena bakteri ini akan mati pada suhu 75 derajat celsius,” ungkap Iwan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X