Rumahku, Taman Bermainku

- Jumat, 3 Juli 2020 | 12:55 WIB

Oleh: Tri Widayati

Pamong Belajar BP PAUD & Dikmas Kaltim

Penetapan Covid-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020 telah diikuti keluarnya Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 yang berisi aturan belajar dari rumah (learn from home) bagi anak-anak sekolah dan bekerja dari rumah (work from home) bagi guru, termasuk mereka yang bekerja di satuan PAUD. Pada 15 Juni 2020, telah keluar keputusan bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri, yang menyatakan bahwa tahun ajaran baru 2020/2021 dimulai pada Juli 2020. 

Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan tersebut. Pembelajaran tatap muka hanya diperbolehkan di zona hijau. Sementara untuk daerah di zona kuning, oranye, dan merah, dilarang melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan. Satuan pendidikan pada zona-zona tersebut tetap melanjutkan belajar dari rumah (BDR). 

Belajar dari rumah di tengah pandemi menjadi proses adaptasi tersendiri bagi guru dan orangtua. Khususnya pada pendidikan anak usia dini. Perpindahan tempat belajar anak dari lembaga PAUD ke rumah, memberikan kesulitan tersendiri bagi orangtua dan guru. 

Secara mendadak, guru dipaksa kreatif merancang kegiatan main anak usia dini secara online. Dan orangtua harus menjadi guru di rumah. Banyak orangtua yang tidak siap menjadi guru. 

Kondisi ini tentu tidak mudah, ditambah lagi kendala-kendala yang lain, seperti gagap teknologi, kesulitan jaringan internet, dan beban ekonomi yang bertambah sulit. Sebab itu, diperlukan kolaborasi antara guru dan orangtua dalam membelajarkan anak usia dini di rumah. Hal ini untuk memastikan anak-anak belajar secara efektif dan mendapatkan yang terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan karakternya.

Dengan terus membangun kerja sama dan komunikasi dengan guru PAUD, orangtua dapat memanfaatkan seluruh potensi rumah untuk mendukung kegiatan bermain anak. Pemahaman yang sama harus dikuatkan bahwa rumahku, taman bermainku.  Anak juga bisa bermain menyenangkan dan mengasyikkan di rumah. 

Ketika anak bermain dengan alat main di rumah yang berbeda-beda bisa menstimulasi berbagai aspek perkembangan, seperti nilai agama dan moral, fisik motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional, dan seni.  Anak yang selalu dilibatkan dalam aktivitas orangtua seperti memasak, berkebun, menyapu, membersihkan kamar mandi dan kegiatan lainnya akan membantu anak mengeksplorasi kreativitasnya. 

Orangtua memberikan kesempatan anak bereksplorasi dengan benda-benda konkret di lingkungan rumah seperti dapur, kamar mandi, kamar tidur, ruang keluarga, halaman rumah, dan lingkungan sekitar dengan menggunakan semua pancaindranya untuk memegang, meraba, mendengar, menghirup, dan merasa.  Alat main yang digunakan dapat berupa loose parts/material lepasan dari alam, daur ulang atau buatan pabrik.

Di alam, terdapat pasir, bunga, buah, daun, ranting, batu, kerang, dan biji-bijian. Benda-benda daur ulang misalnya bungkus permen, wadah-wadah bekas makanan, minuman, kemasan, dan kardus. Benda-benda buatan pabrik misalnya peralatan dapur, peralatan kamar mandi, peralatan di kamar tidur, peralatan di ruang keluarga, dan mainan jadi.

Sebagai contoh, orangtua dapat mengajak bermain “Cari Pasanganku”.  Permainan ini untuk melatih keterampilan berpikir logis anak melalui konsep matematika korespondensi satu-satu (mencocokkan). Dengan menyediakan peralatan makan yang sudah ada di dapur seperti piring, sendok, gelas dan tutupnya, orangtua meminta anak untuk memasangkan benda-benda tersebut.

Orangtua memberikan pujian jika anak berhasil menyelesaikan kegiatan mainnya.  Bermain “Suara Tangan”, orangtua dapat mendampingi anak bermain musik dengan sederhana. Dengan menepukkan kedua telapak tangan secara kuat dan perlahan, anak membedakan mana suara yang keras dan mana yang lemah. 

Orangtua juga bisa mengajak anak merawat tanaman.  Melibatkan anak dalam menyiram, memberikan pupuk, dan mengambil daun kering. Kegiatan ini mengenalkan sains makhluk hidup, anak dapat mengeksplorasi tanaman (ciri-ciri, siklus hidup dan tempat hidup). 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X