Di tengah pandemi Covid-19, tim kriket Kaltim tak kehilangan taji. Mereka tetap bisa berprestasi. Yakni ketika ambil bagian dalam kejuaraan dalam jaringan (daring/online) garapan Pengurus Pusat (PP) Persatuan Cricket Indonesia (PCI).
WAKIL Bumi Etam berhasil menjuarai turnamen tersebut setelah mengandaskan perlawanan Banten. Meski hanya kejurnas daring, prestasi tersebut dinilai cukup membanggakan di tengah situasi covid-19 ini.
Kaltim sejatinya menurunkan tiga tim. Selain tim putra, Pengurus Provinsi (Pengprov) PCI Kaltim menurunkan tim putri dan tim campuran. Sayang, tim putri–notabene dihuni skuat Kaltim di PON–gagal menembus empat besar. Adapun nomor campuran berhasil meraih tempat ketiga.
Kejuaraan daring tentu saja menggelitik untuk diulik. Untuk menentukan pemenang, setiap tim dituntut pandai menentukan konten yang nantinya diunggah di Instagram PCI pusat. Video dengan jumlah penonton dan komentar terbanyak berhak melaju ke babak selanjutnya. Di partai final, video tim putra Kaltim ditonton hampir 10 ribu penonton dengan seribu lebih komentar.
Menanggapi hal itu, pelatih kriket Kaltim Bernard Elly mengaku bangga dengan hasil akhir yang diraih anak asuhnya. Dia mengakui, kejuaraan online ini berbeda jauh dengan kejuaraan kriket aslinya. Namun, hal itu tak menyurutkan semangat atletnya yang notabene dihuni atlet kriket junior.
“Senang sekali karena mereka berhasil meraih juara dengan kerja keras. Karena saya lihat juga tidak mudah bagi mereka menentukan konten yang bisa menarik minat penonton,” ungkap pelatih asal Kupang, Nusa Tenggara Timur, itu.
Bernard menambahkan, tim yang turun di kejurnas daring ini 100 persen adalah atlet junior yang tidak mentas di kualifikasi PON. “Semua dikerjakan atlet junior kita yang rata-rata masih sekolah,” tegasnya. (don/ndy/k16)