Makanan Olahan Dongkrak Ekspor

- Kamis, 2 Juli 2020 | 13:58 WIB

BALIKPAPAN–Pemerintah kinerja perdagangan ekspor Indonesia bisa terdongkrak dengan peningkatan ekspor produk makanan olahan. Pasalnya, makanan merupakan komoditas yang tidak habis permintaannya meski di tengah pandemi virus corona.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, ini tecermin dari arus ekspor makanan olahan dari Mayora Group. Kebetulan, Mayora baru saja melepas kontainer ekspor ke-4.000 dengan nilai mencapai Rp 1,07 triliun pada hari ini. "Keberhasilan ini tentunya memberikan kontribusi yang berarti bagi kinerja ekspor nasional," ucap Agus.

Lebih lanjut, Agus mengatakan, permintaan ekspor makanan olahan Indonesia yang masih tinggi juga tercermin dari kinerja perdagangan komoditas tersebut dalam beberapa bulan terakhir. Tercatat, ekspor produk makanan olahan meningkat 7,9 persen menjadi USD 1,32 miliar pada Januari–Mei 2020 dari Januari–Mei 2019.

Pasar ekspor makanan olahan Indonesia diminati oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara hingga Amerika Serikat. Tercatat, ekspor ke AS mencapai USD 293,6 juta atau 22,11 persen dari total pangsa pasar produk makanan olahan Indonesia. Selanjutnya, nilai ekspor ke Filipina mencapai USD 161,4 juta atau 12,15 persen, Malaysia USD 101,6 juta atau 7,65 persen, Singapura USD 74,9 juta atau 5,64 persen, dan Jepang USD 71,9 juta atau 5,41 persen.

Di sisi lain, ekspor produk makanan olahan juga memberi dampak bagi industri dan pekerja di dalam negeri. Misalnya, di Mayora penyerapan tenaga kerja mencapai 50 ribu orang untuk mendukung keberhasilan ekspor. "Tadi saya dengar ini menyerap tenaga kerja sekitar 50 ribu. Ini sangat penting supaya tidak ada PHK saat pandemi, serta menyerap produk pertanian dari 70 ribu petani," tuturnya.

Kendati begitu, Agus belum punya target berapa pertumbuhan ekspor produk makanan olahan pada tahun ini. Begitu pula dengan target pertumbuhan ekspor nasional. "Yang terpenting pertumbuhannya positif dari yang semula diramalkan IMF dan Bank Dunia negatif," katanya.

Untuk mencapai target pertumbuhan itu, dia mengklaim Kemendag turut menjalankan beberapa strategi. Misalnya, mempermudah dan mempercepat pelayanan penerbitan surat keterangan asal (SKA) barang ekspor melalui penerapan affixed signature dan stamp, menerapkan otentikasi otomatis dalam proses perizinan ekspor bagi eksportir yang memiliki reputasi, serta meningkatkan kecepatan layanan ekspor-impor dan pengawasan melalui National Logistic Ecosystem (NLE).

Selain itu, Kemendag melakukan peningkatan fasilitasi dan pelayanan informasi ekspor, promosi ekspor dan penjajakan kesepakatan bisnis (business matching) secara virtual melalui perwakilan perdagangan, peningkatan pelatihan calon eksportir secara virtual, serta mengusulkan insentif berupa asuransi, kredit ekspor, dan pembiayaan lainnya melalui lembaga pembiayaan ekspor.

Untuk diketahui, Mayora Group setidaknya sudah mencatat ekspor sampai 17 ribu kontainer pada periode Januari–Juni 2020. Presiden Direktur Mayora Group Andre Sukendra Atmadja mengklaim produk permen Kopiko bahkan menjadi permen kopi nomor satu di Filipina, Vietnam, Malaysia, India, kawasan Afrika dan Timur Tengah, hingga Amerika Serikat. Sementara produk kopi Torabika menjadi pemimpin pasar kopi di Filipina dengan menguasai pangsa pasar sebesar 46 persen. (ndu/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X