Indonesia Tampung 99 Orang Pengungsi Rohingya

- Kamis, 2 Juli 2020 | 11:47 WIB
Pengungsi Rohingya
Pengungsi Rohingya

Pastikan Seluruhnya Negatif Covid-19

JAKARTA– Indonesia kembali menerima puluhan pengungsi Rohingnya di Aceh. Mereka tiba pada Rabu (24/6), di Punteut, Kota Lhokseumawe, Aceh setelah terombang-ambing berhari-hari di laut.

Dari pendataan, tercatat 99 pengungsi Rohingya yang masuk ke Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari 43 dewasa, yakni 30 perempuan dan 13 laki-laki. Kemudian, 56 anak-anak di bawah 18 tahun yang terdiri 43 perempuan dan 13 laki-laki.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan, Indonesia memutuskan untuk menerima sementara para pengungsi etnis Rohingya di Aceh atas dasar kemanusiaan. Terlebih di situasi yang tak menentu saat ini, termasuk pandemic Covid-19.

Saat ini, mereka sudah ditampung di bekas kantor imigrasi Lhokseumawe. Rencananya, mereka akan dipindahkan ke lokasi yang lebih proper sarananya.

”Mulai 1 Juli, rencananya mereka akan dipindahkan ke Balai Latihan Kerja Meunasah Mee Kandang di Muara Dua, Lhokseumawe,” tutur Retno dalam temu media secara virtual kemarin (30/6).

Selain itu, lanjut dia, fase pertolongan darurat juga telah dilakukan pada para pengungsi tersebut. Termasuk, pemenuhan kebutuhan pangan. ”Semua dalam kondisi sehat. Telah dilakukan tes Covid-19, Alhamdulillah semua negative,” katanya.

Untuk penanganan lebih lanjut, Menlu telah berkoordinasi dengan berbagai unsur pemerintah, baik pusat maupun daerah. Diantaranya, dengan satgas penanganan pengungsi luar negeri yang berada di pusat, pemda, TNI, Polri, BPBD, Basarna, hingga dinas sosial Aceh Utara. ”Kemenlu bersama satgas Kemenkopolhukam dan instansi lain akan ke Aceh pada tgl 1 Juli 2020,” tutur alumni Universitas Gadjah Mada tersebut.

Koordinasi dengan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM) pun sudah dilakukan. Komunikasi dengan UNHCR dilaksanakan pada 29 Juni 2020, sementara pertemuan virtual dengan IOM pada 30 Juni 2020. ”Baik UNHCR dan IOM menyampaikan apresiasi pada Indonesia yang untuk sementara menerima para imigran tersebut,” ungkapnya.

Retno menjelaskan, mayoritas pengungsi itu sudah memiliki kartu dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Yang artinya, mereka telah resmi berstatus pengungsi dan mendapatkan hak internasional untuk perlindungan di bawah UNHCR.

Meski begitu, dia menegaskan, bahwa Indonesia tetap memprioritaskan pemulangan mereka ke Rakhine dengan selamat. Oleh karenanya, , ia berharap Myanmar dapat menciptakan suasana yang kondusif di Rakhine. Sehingga, penderitaan etnis Rohingya dapat segera diselesaikan. ”Prioritas utama adalah membawa kembali para pengungsi Rohingya ke negara asalnya di Rakhine state, Myanmar, dengan cara yang aman, sukarela dan bermartabat,” papar perempuan asli Semarang tersebut. 

Hal ini pula yang disampaikan Retno dalam  rapat Special ASEAN-Australia Foreign Ministers’ Meeting on COVID-19 kemarin. Dia menegaskan, selain faktor kemanusiaan, Indonesia juga akan mendalami lebih jauh kemungkinan para pengungsi merupakan korban penyelundupan dan perdagangan manusia.

Karenanya, Retno mendorong agar negara di kawasan terus meningkatkan kerjasama melawan kejahatan lintas negara. Termasuk, perdagangan orang dan penyelundupan manusia.Sebab menurut dia, tanpa kerja sama antar negera akan sulit untuk memerangi kejahatan lintas negara ini.

Selain itu, dia turut menyinggung tentang kerja sama vaksin dan kerja sama kedua pihak ASEAN dan Australia untuk menguatkan kerja sama kawasan terutama untuk masa pemulihan pasca-pandemi. ”Saya menyampaikan terdapat dua kendaraan yang dapat dipakai yakni melalui ASEAN Australia New Zealand Free Trade Area dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP),” ungkapnya. (mia)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X