NGGA GAMPANG..!! Pemanfaatan Air Bekas Kolam Tambang, Mesti Penuhi 37 Parameter

- Rabu, 1 Juli 2020 | 13:02 WIB
Sitti Angraeni
Sitti Angraeni

Menentukan kelayakan air bersih, apalagi air konsumsi, harus melalui berbagai parameter. Satu parameter saja terlewat atau tidak memenuhi, praktis air tersebut tak layak dikonsumsi.

 

BONTANG - Kepala Instalasi Sanitasi RS Islam Bontang (RSIB) Sitti Angraeni mengatakan, secara sederhana, parameter uji kelayakan air dibagi tiga jenis. Yakni secara fisika, biologi, dan mikrobiologi.

Secara fisika maksudnya, kondisi air yang dapat diraba menggunakan pancaindra. Seperti aroma, warna, hingga rasa air. Kemudian biologi, zat-zat yang terkandung dalam air. Sementara mikrobiologi, kandungan air tapi yang lebih kecil daripada biologi.

"Parameternya ada yang wajib, ada tambahan. Jumlah parameternya pun tidak sama untuk air bersih dan air konsumsi," ungkapnya.

Dikatakan, ada 32 parameter uji untuk air bersih, sedangkan untuk air konsumsi ada 37 parameter. Memang ada perbedaan karena air konsumsi jelas langsung masuk ke tubuh manusia. Dan itu harus dipastikan air berstandar.

Adapun seluruh parameter uji ini berasal dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Untuk parameter air minum diatur dalam Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Lalu parameter air bersih diatur dalam Permekes RI Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Lingkungan dan Persyaratan Air untuk Keperluan Higiene,  Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua dan Pemandian Umum.

"Namanya air konsumsi, pasti standarnya lebih tinggi dari air bersih biasa," kata Sitti Angraeni di kantornya kemarin (30/6).

Ditanya soal kandungan air eks kolam tambang batu bara, mengingat ini diwacanakan Perumda Tirta Taman Bontang. Anggi mengaku tidak bisa langsung mengambil kesimpulan. Sebab, kata dia, air tersebut belum melalui uji lab. "Harus diuji dulu," katanya.

Untuk mengecek kondisi air, kata Anggi, membutuhkan waktu paling lama 1 bulan uji lab. Dari tiga parameter yang ditetapkan, menguji parameter mikrobiologi yang paling lama.

"Sebab memang menguji kandungan mikrobiologi seperti menguji bakteri dan kuman dan air itu harus hati-hati. Secara ukuran pun sangat kecil," kata Anggi.

Namun, dia tak menampik bahwa kandungan bahan kimia dalam air, apalagi air eks kolam tambang memberi dampak negatif. Tidak dirasakan sekarang, tapi secara akumulatif, atau di tahun-tahun mendatang baru terasa.

"Diuji saja airnya, memenuhi semua parameter atau tidak. Kurang satu, enggak layak konsumsi," pungkasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X