Covid-19 Bisa Dorong Over Suplay Batu Bara

- Selasa, 30 Juni 2020 | 12:57 WIB
Kinerja ekspor luar negeri Kaltim diperkirakan mengalami kontraksi seiring menurunnya permintaan batu bara.
Kinerja ekspor luar negeri Kaltim diperkirakan mengalami kontraksi seiring menurunnya permintaan batu bara.

SAMARINDA–Kinerja ekspor luar negeri Kaltim diperkirakan mengalami kontraksi seiring menurunnya permintaan batu bara. Sebab, pada masa pandemi corona ini beberapa negara pengimpor emas hitam mampu menurunkan electricity demand. Kondisi ini berpotensi mengakibatkan oversupply batu bara secara global dan terjadi pelemahan harga.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, sampai triwulan I 2020 ekspor luar negeri Kaltim masih didominasi bahan bakar mineral dan batu bara dengan pangsa sebesar 88,80. Berdasarkan disagregasinya, masih didominasi batu bara dengan pangsa 76,78 persen. “Sementara bahan bakar migas memiliki pangsa hanya 12,02 persen,” jelasnya (29/6).

Berdasarkan negara tujuannya, sebagian besar ekspor migas Kaltim mengarah ke Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan dengan pangsa masing-masing sebesar 43,70 persen dan 11,94 persen. Sedangkan ekspor nonmigas sebagian besar mengarah ke Tiongkok dan India yang hampir mencapai 50 persen dari keseluruhan ekspor nonmigas Kaltim.

Sebab itu, pengaruh kebijakan perdagangan serta appetite pembeli dari kedua negara tersebut memiliki pengaruh cukup signifikan terhadap ekonomi Kaltim. “Kinerja ekspor luar negeri Kaltim pada triwulan II 2020 diperkirakan mengalami kontraksi seiring dengan sektor utama yang mengalami kontraksi,” tambahnya.

Dari lapangan usaha batu bara, penurunan ekspor batu bara akan bersumber dari penurunan permintaan dari negara tujuan. Adapun berdasarkan laporan IHS Markit, tercatat sudah mulai terdapat penangguhan kargo batu bara di pelabuhan Tiongkok maupun India seiring dengan pembatasan aktivitas perdagangan pada kedua tersebut.

Selain itu, penurunan harga batu bara yang terus berlangsung diperkirakan akan menahan para perusahaan untuk melakukan pengiriman ekspor terlebih di tengah pandemi covid-19 sepanjang triwulan kedua, yang juga turut menghambat produksi.

Sementara itu, berdasarkan laporan IHS Markit, produksi domestik batu bara Tiongkok sudah kembali lebih 90 persen. “Penurunan kinerja ekspor tersebut akan berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.

Sepanjang tahun ini, total volume ekspor Indonesia pada 5 bulan pertama tercatat mencapai 175,15 juta ton. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan ekspor batu bara RI tahun ini mencapai 435 juta ton, lebih rendah dibanding tahun lalu sebesar 458,8 juta ton. (ctr/ndu/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X