Ading Kurnadi, Kumpulkan Telur Penyu untuk Dikembangbiakkan, Pakai Duit Pribadi Berburunya Malam Hari

- Selasa, 30 Juni 2020 | 11:03 WIB
PEDULI ALAM: Ading Kurnadi bersama penyu bertelur.
PEDULI ALAM: Ading Kurnadi bersama penyu bertelur.

PULAU DERAWAN-Ading Kurnadi, warga Pulau Derawan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap pelestarian penyu. Dia seorang pemburu telur penyu. Bukan untuk dikonsumsi apalagi dijual. Namun, untuk dibudidayakan, hingga menetas, kemudian dilepaskan ke laut.

Dia telah melakukan konservasi penyu sejak 2015. Dari penuturannya, dia sempat bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) yang dahulu merupakan Badan Lingkungan Hidup (BLH). Dia ditempatkan di Pulau Derawan untuk melakukan konservasi penyu tersebut.

“Saya bekerja di sini atas rekomendasi dari BLH (sekarang DLHK) dari 2015 hingga 2017,” katanya beberapa waktu lalu.

Seiring berjalannya waktu, gaji bulanan yang dia terima, sejak awal 2017 sudah tidak dia dapatkan lagi. Jadi, seorang rekannya bekerja, terpaksa berhenti. Karena sudah terlalu cinta dan ingin terus melestarikan penyu, dia pun tetap melanjutkan usahanya dengan dana pribadi. Yang dia dapatkan dari hasil menjadi motoris speedboat. Walau hasilnya tidak seberapa, cukup untuk membuat dapurnya mengepul.

“Gaji pertama Rp 750 ribu hingga naik menjadi Rp 2 juta. Namun, kini sudah biaya sendiri. Setelah dua tahun berjalan,” ujarnya.

Ayah dari tiga putri dan dua putra ini setiap malam hanya tidur beberapa jam. Sebab, jika telat mencari telur penyu, bisa saja telur tersebut sudah dimakan predator. Dia berjalan sejak pukul 19.00–22.00 wita. Kemudian, dilanjutkan pukul 02.00–05.00 wita. Dia memilih waktu tersebut karena air laut sedang pasang. Banyak penyu yang naik untuk bertelur. Dia pun mencari telur penyu hanya mengandalkan senter dan sebilah kayu. Kayu tersebut digunakan untuk mencari lubang telur penyu sedangkan senter untuk penerangan.

“Istri dan anak saya alhamdulillah mendukung saya,” katanya.

Bahkan sang istri kerap menemani dirinya mencari telur penyu. Bangunan ukuran 4x3 meter dengan dinding kayu agak rapat itulah yang digunakan Ading untuk membudidayakan telur-telur penyu yang merupakan cikal bakal tukik.

 “Saya sudah menjiwai. Saya cinta terhadap penyu. Jadi, saya tetap melanjutkan dengan dana pribadi. Saya ingat, dengan adanya penyu ini, wisawatan semakin banyak yang berkunjung ke Derawan. Semakin ramai itu pengunjungnya. Baik yang melihat penyu bertelur atau pelepasan tukik,” katanya.

Berau Post pun berkesempatan melepaskan 78 tukik di pantai Pulau Derawan. Puluhan tukik tersebut langsung menuju deburan ombak air laut. Namun, saat pelepasan, Ading melarang untuk menyalakan cahaya. Sebab, sifat tukik jika melihat cahaya akan mengejar.

“Jangan nyalain senter handphone-nya,” katanya.

Selama tujuh hari tujuh malam, tukik akan terus berenang mengarungi lautan. Hingga pusar tukik yang berwarna kuning tertutup. Barulah tukik merasa kelelahan dan lapar. Kemudian memakan apa saja yang ada di lautan.

Dinginnya angin laut tidak menyurutkan semangat Ading dalam mencari telur penyu. Langkah demi langkah dia mantapkan untuk melihat telur penyu yang akan dikembangbiakkan. Dalam proses pelepasan tukik, tidak sembarang waktu. Yakni pada saat air laut pasang. Dengan ketinggian 50 sentimeter di atas permukaan batu karang. Hal ini untuk menghindari serangan ikan predator yang memakan tukik tersebut.

“Itu kan menurut penelitian (kehidupan tukik 1:100). Tapi saya yakin, tukik ini akan tumbuh besar dan menjadi penyu,” katanya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X